BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisme memerlukan makanan untuk tetap
dapat menjaga kelangsungan hidupnya. Aktivitas makan dilakukan semua makhluk
hidup tidak memandang usia, spesies, dan jenis kelamin. Makanan yang dikonsumsi
selanjutnya akan dicerna oleh tubuh melalui beragam proses. Hasil dari proses
tersebut selanjutnya akan berguna untuk pertumbuhan maupun aktivitas makhluk
hidup.
Namun dari
proses pencernaan makanan di dalam tubuh tentunya tidak hanya menghasilkan
zat/senyawa yang diperlukan tubuh, tetapi juga dihasilkan zat-zat yang bersifat
racun (toksin) bagi tubuh. Salah satunya adalah senyawa hydrogen peroksida
(H2O2). Senyawa ini di dalam tubuh akan diuraikan oleh enzim yang terdapat di
dalam peroksisom pada hati. Enzim tersebut dinamakan enzim katalsae. Oleh sebab
itu, peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui peranan enzim katalase
dan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
peranan enzim katalase?
2. Apa
saja faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui peranan enzim katalase.
2. Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat
mengetahui peranan enzim katalase.
2. Dapat
mengetahui faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.
3. Meningkatkan
sikap ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Enzim
Enzim
adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia
organik, sehingga disebut juga biokatalisator.
1.
Komponen Enzim
Secara kimia enzim yang lengkap atau holoenzim
tersusun dari dua komponen :
·
Komponen protein
(apoenzim)
Tersusun atas
protein yang sifatnya labil (mudah berubah), tidak tahan panas (termolabil) dan
mudah terpengaruh oleh suhu dan tingkat keasaman.
·
Komponen
nonprotein (gugus prostetik)
Tidak tersusun
atas protein dan bersifat aktif. Biasanya berupa logam, seperti besi, tembaga,
seng, atau senyawa organik yang mengandung logam.
2.
Cara Kerja Enzim
Molekul selalu
bergerak dan saling bertumbukan satu sama lainnya. Jika ada molekul substrat
menumbuk molekul enzim yang tepat maka akan menempel pasa enzim. Tempat
menempelnya molekul substrat tersebut disebut sisi aktif. Kemudian terjadi
reaksi dan terbentuk molekul produk. Setelah enzim dihasilkan dari reaksi,
enzim kemudian dilepaskan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim
·
Suhu
(temperatur)
Enzim tersusun oleh
protein, sehingga sangat peka terhadap suhu. Peningkatan suhu menyebabkan
energi kinetik pada molekul substrat dan enzim meningkat, sehingga kecepatan reaksi
juga meningkat. Namun suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rusaknya enzim
yang disebut denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menghambat
kerja enzim. Pada umumnya enzim akan bekerja baik pada suhu optimum, yaitu
antara 30– 40C.
·
Derajat keasaman
(pH)
Perubahan pH dapat
mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim, sehingga
menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. Setiap enzim dapat bekerja
baik pada pH optimum, masing-masing enzim memiliki pH optimum yang berbeda.
Sebagai contoh : enzim amilase bekerja baik pada pH 7,5 (agak basa), sedangkan
pepsin bekerja baik pada pH 2 (asam kuat/sangat asam).
·
Konsentrasi
Enzim dan Substrat
Agar reaksi berjalan
optimum, maka perbndingan jumlah antara enzim dan substrat harus sesuai. Jika
enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak, reaksi akan berjalan lambat
dan bahkan ada substrat yang tak terkatalisasi. Semakin banyak enzim, reaksi
akan semakin cepat.
·
Aktivator dan
Inhibitor
Aktivator merupakan
molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dengan substratnya. Inhibitor
merupakan suatu molekul yang menghambat ikatan enzim dengan substratnya.
Inhibitor akan berikatan dengan enzim membentuk kompleks enzim-inhibitor. Ada 2
jenis inhibitor, yaitu :
a)
Inhibitor
kompetitif
Molekul penghambat yang
strukturnya mirip substrat, sehingga molekul tersebut berkompetisi dengan
substrat untuk bergabung pada sisi aktif enzim. Inhibitor kompetititf dapat
diatasi dengan penambahan konsentrasi substrat.
b)
Inhibitor nonkompetitif
Molekul penghambat yang bekerja dengan cara
melekatkan diri pada bagian bukan sisi aktif enzim. Inhibitor ini menyebabkan
sisi aktif berubah sehingga tidak dapat berikatan dengan substrat. Inhibitor
nonkompetitif tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.
B. Enzim Katalase
Katalase adalah enzim yang mengandung empat gugus
heme, pada tulang, membran mukosa, ginjal dan hati. Aktifitas enzim ditemukan
dalam mitokondria, sitoplasma dan peroksosom. Katalase memiliki empat rantai
polypeptide, masing-masing terdiri dari 500 lebih asam amino.
Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan hasil dari respirasi dan dibuat dalam
seluruh sel hidup. H2O2 berbahaya dan harus dibuang secepatnya. Enzim katalase
diproduksi sel untuk mengkatalis H2O2. Katalase berperan sebagai enzim
peroksidasi khusus dalam reaksi dekomposisi hydrogen peroksida menjadi oksigen
dan air. Enzi mini mampu mengoksidasi 1 molekul hydrogen peroksida menjadi
oksigen. Kemudian secara simultan juga dapat mereduksi molekul hydrogen peroksida
kedua menjadi air.
Reaksi dapat berjalan bila terdapat senyawa pemberi ion hydrogen (AH2) seperti methanol, etanol dan format. Peran katalase dalam mengkatalis H2O2 relatif lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan pembentukannya.
Reaksi dapat berjalan bila terdapat senyawa pemberi ion hydrogen (AH2) seperti methanol, etanol dan format. Peran katalase dalam mengkatalis H2O2 relatif lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan pembentukannya.
Sel-sel yang mengandung katalase dalam jumlah sedikit sangat rentan
terhadap peroksida. Oleh karena itu katalase berperan penting dalam mekanisme
pertahanan sel darah merah terhadap serangan oksidaror hydrogen peroksida.
C. Peroksisom
Peroksisom (bahasa
Inggris: peroxysome) adalah organel yang terbungkus oleh membran tunggal dari
lipid dwilapis yang mengandung protein pencerap (reseptor). Peroksisom banyak
terdapat dalam sel parenkim hati dan sel tubulus kontortus proksimal ginjal.
Fungsi peroksisom adalah menghasilkan enzim katalase yang berfungsi menguraikan
peroksida hydrogen sebagai hasil samping fotorespirasi yang sangat toksik untuk
sel, menjadi H20 dan 02 , merubah lemak menjadi karbohidrat, dan perubahan
senyawa purin dalam sel.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
1. Variabel
kontrol
·
Hati + H2O2
2. Variabel
bebas
·
HCl, NaOH, suhu tinggi, suhu rendah,
jantung
3. Variabel
terikat
·
Munculnya gelembung gas dan nyala atau
tidaknya bara api yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi
B. Alat dan Bahan
1. Alat
:
·
Tabung reaksi
·
Spritus
·
Rak tabung reaksi
·
Penjepit tabung reaksi
·
Pipet
·
Lidi
·
Korek api
·
Pisau/ cutter
2. Bahan
·
Potongan hati ayam
·
Potongan jantung ayam
·
H2O2
·
HCl
·
NaOH
·
Air
C. Langkah Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang
dipergunakan.
2.
Memotong hati menjadi dadu 1x1 cm.
3.
Memasukkan hati ke dalam tabung reaksi.
4.
Menambahkan perlakuan berdasarkan
rancangan penelitian hingga menggenangi hati.
5.
Menutupi mulut tabung reaksi dengan ibu
jari.
6.
Memasukkan bara lidi ke dalam tabung
reaksi.
7.
Mengamati dan mencatat hasil pengamatan.
D. Rancangan Penelitian
1.
Perlakuan I : hati + H2O2
2. Perlakuan
II : jantung + H2O2
3. Perlakuan
III : hati direbus + H2O2
4. Perlakuan
IV : hati dibekukan + H2O2
5.
Perlakuan V : hati + HCl + H2O2
6. Perlakuan
VI : hati + NaOH + H2O2
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Laboratorium Biologi SMA N 1 Jetis
Waktu
: Jumat, 14 September 2012
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data
Tabung
|
Keadaan setelah ditambah H2O2
|
||
Gelembung
|
Nyala api
|
||
I
|
Hati
|
Banyak
|
+++
|
II
|
Jantung
|
Sedikit
|
+
|
III
|
Hati
direbus
|
Sedikit
|
-
|
IV
|
Hati
dibekukan
|
Sedikit
|
-
|
V
|
Hati
+ HCl
|
Sedikit
|
-
|
VI
|
Hati
+ NaOH
|
Sedikit
|
-
|
Keterangan :
+++ = nyala api besar
++
= nyala api kecil
+
=
nyala api kecil
- =
tidak menyala
B. Pembahasan
Enzim katalase adalah enzim yang dapat menguraikan
hidrogen peroksida yang bersifat racun. Enzim katalase dihasilkan di
peroksisom. Peroksisom terdapat dalam sel parenkim hati. Hidrogen peroksida
yang sangat berbahaya bagi tubuh akan diuraikan oleh enzim katalase menjadi air
dan oksigen.
Dari
hasil praktikum diketahui bahwa :
1.
Hati + H2O2
Potongan
hati yang ditetesi H2O2 menghasilkan gelembung yang
banyak. Dan ketika bara api dari lidi dimasukkan ke dalam tabung reaksi, bara
api tersebut menyala. Ini disebabkan karena di hati terdapat enzim katalase
yang menguraikan H2O2 menjadi air dan O2.
Gelembung yang banyak dan nyala api disebabkan karena banyaknya O2 yang
dihasilkan.
2.
Jantung + H2O2
Potongan
jantung yang ditetesi H2O2 menghasilkan gelembung yang
sedikit. Dan ketika bara api pada lidi dimasukkan ke dalam tabung reaksi, bara
api menyala tetapi sangat kecil, berbeda dengan potongan hati yang ditetesi H2O2
yang menghasilkan nyala api yang cukup besar. Hal ini dikarenakan hati lebih
banyak mengandung enzim katalase dibandingkan dengan jantung.
3.
Hati direbus + H2O2
Potongan
hati yang telah direbus, kemudian ditetesi H2O2 menghasilkan
sedikit gelembung. Dan ketika bara api pada lidi dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, bara api tidak menyala. Ini disebabkan oleh suhu yang terlalu tinggi,
yaitu pada saat perebusan, sehingga enzim katalase di dalam hati menjadi rusak.
4.
Hati dibekukan + H2O2
Potongan
hati yang telah dibekukan difrezzer, kemudian ditetesi H2O2
menghasilkan sedikit gelembung. Dan saat bara api pada lidi dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, bara api tidak menyala. penyebabnya adalah suhu yang rendah.
Enzim katalase tidak dapat bekerja pada suhu yang rendah.
5.
Hati + HCl + H2O2
Potongan
hati yang ditambah dengan larutan HCl yang bersifat asam, kemudian ditetesi H2O2
menghasilkan sedikit gelembung. Dan saat bara api pada lidi dimasukkan ke
dalam tabung reaski, bara api tidak menyala. Penyebabnya adalah enzim katalase
tidak dapat bekerja pada suasana asam/ pH asam.
6.
Hati + NaOH + H2O2
Potongan
hati yang ditambah larutan NaOH yang bersifat basa, kemudian ditetesi H2O2
menghasilkan sedikit gelembung. Dan saat bara api pada lidi dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, bara api tidak menyala. Ini dikarenakan enzim katalase
tidak dapat bekerja pada suasana/ pH basa.
Dalam menguraikan hidrogen peroksida, enzim katalase
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
meliputi :
·
Suhu
Enzim
tersusun oleh protein, sehingga
sangat peka terhadap suhu. suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rusaknya
enzim katalase yang disebut denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu rendah
dapat menghambat kerja enzim katalase.
·
pH
Enzim katalase tidak
dapat bekerja pada pH yang asam maupun basa, sebab perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino
kunci pada sisi aktif enzim, sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan
substratnya.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Enzim katalase berperan dalam
menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
katalase adalah suhu dan pH.
B.
Saran
1.
Sebaiknya pengamatan dilakukan dengan
teliti dan tertib.
2.
Ikuti petunjuk dalam melakukan
penelitian supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Enzim.
Diakses pada tanggal 16 September
2012 pukul 12.51 WIB
Anonim. 2012. Peroksisom.
Diakses pada tanggal 3 Oktober
2012 pukul 10.44 WIB
Asnawati, dkk. 2010. Enzim KATALASE (PROTEIN TERKAIT
FE).
Diakses
pada tanggal 3 Oktober 2012 pukul 10.54 WIB
Mukhlisah, Elis. 2010. Enzim Sebagai Katalisator.
Diakses pada tanggal 16 September
2012 pukul 12.54 WIB
Pratiwi,
D. A, dkk. 2007. BIOLOGI untuk SMA Kelas
XII. Jakarta : Erlangga.
Syahira, Marvel Rian. 2011. Badan Mikro (Peroksisom
dan Glioksisom).
Diakses pada tanggal 3 Oktober
2012 pukul 10.35 WIB
0 komentar:
Posting Komentar