Senin, 09 Desember 2013

resensi buku Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik)



Judul buku                  : Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik)
Penulis                         : Dra. Enung Fatimah, M. M.
Tahun terbit                 : 2010
Cetakan                       : III
Penerbit                       : CV Pustaka Setia
Tempat terbit               : Bandung
Jumlah halaman           : 270 halaman


Psikologi perkembangan anak sebagai peserta didik tidak hanya menjadi tanggung jawab dari seorang guru saja, namun terdapat kewajiban orang tua dalam membina dan menuntun perkembangan psikologi anak, baik dalam masa pendidikan maupun masa pra pendidikan.
Di dalam buku ini, mengandung sebuah pembelajaran terhadap guru maupun orang tua agar mampu mengenal dan memahami tingkat perkembangan peserta didik pada masa usia sekolah menengah. Hal ini penting dikarenakan pada masa ini psikologis remaja berada pada masa yang labil dan mereka sedang mengeksplor lingkungan tempat tinggal mereka. Untuk itu, guru harus mampu menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi psikologis masing-masing peserta didik.
Dahulu, orang menyangka bahwa mengajar sebenarnya tidak lebih dari memindahkan isi kepala seorang guru kepada kepala seorang atau beberapa murid. Dengan begitu, terjadilah proses belajar. Namun kemudian, kajian-kajian dalam psikologi menunjukkan tidak sesederhana itu. Seorang guru tidak cukup hanya menguasai ilmu yang akan ditularkannya, melainkan juga dituntut memahami kondisi psikologis anak didik yang dihadapinya.
Di sini seorang guru perlu menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang tidak saja membuat proses pembelajaran nyaman, tapi juga memberikan ruang bagi murid untuk berkreativitas dan terlibat aktif sepanjang proses pembelajaran.
BAB I, bab ini menjelaskan tentang pengertian dan karakteristik individu sebagai peserta didik. Sebenarnya “Individu” merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau perseorangan. Setiap individu dapat dikatakan sebagai peserta didik apabila ia telah memasuki usia sekolah, yaitu usia 4-6 tahun di taman kanak-kanak, usia 6 atau 7 tahun di sekolah dasar, usia 13-16 tahun di SMP dan usia 16-19 tahun di SMA. Jadi, peserta didik adalah anak, individu, yang tergolong dan tercatat sebagai siswa di dalam satuan pendidikan.
Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda dengan individu yang lain. Karakteristik ini dibentuk oleh faktor pembawaan dan lingkungannya. Selain itu dalam pemenuhan kehidupan pribadi setiap individu tidak dapat disamakan dengan individu lain. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, social psikologis, sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupannya. Jika kehidupan pribadi individu terbentuk secara terpadu dan harmonis, maka tingkah laku yang merupakan pengejawantahan berbagai aspek pribadi akan baik. Jadi upaya pengembangan kehidupan pribadi, anak-anak harus dibiasakan menjalani proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi nilai dan norma social secara baik dan sempurna.
BAB II, membahas pertumbuhan, perkembangan dan perbedaan individual peserta didik. Istilah pertumbuhan dan perkembangan seringkali dipertukar penggunaannya. Padahal, keduanya memiliki arti masing-masing. Pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan ukuran fisik secara kuantitatif semakin lama semakin besar atau panjang. Adapun perkembangan digunakan menyatakan perubahan dalam aspek psikologis dan sosial. Setiap individu akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap.
Sedangkan perkembangan setiap individu berbeda-beda. Perbedaan ini terletak pada bidang kognitif, kecakapan bahasa, kecakapan motorik, latar belakang, bakat, dan kesiapan belajar. Perbedaan pada individu bersifat unik terutama dalam hal belajar karena setiap individu memiliki otak yang digunakan sebagai pusat belajar. Dari fungsi otak tersebut,cara belajar individu dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu cara belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Dengan demikian, orang tua diharapkan dapat bertindak secara arif dan bijaksana dalam memilih metode belajar yang sesuai.
BAB III, menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik usia sekolah menengah (remaja). Pertumbuhan fisik yang terjadi pada masa remaja yaitu perubahan ukuran tubuh, proporsi tubuh, ciri kelamin yang utama dan ciri kelamin yang kedua. Sedangkan perubahan fisik selama masa remaja meliputi dua hal, yaitu percepatan pertumbuhan dan proses kematangan seksual. Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengaruh keluarga, gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, dan status social.
Sedangkan perkembangan yang terjadi pada remaja:
·         Perkembangan intelek menggambarkan kemampuan seseorang dalam berpikir dan atau bertindak. Dipengaruhi oleh faktor pengalaman dari sekolah dan lingkungan. Dengan mengetahui perkembangan intelek remaja maka guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan diskusi serta memberikan tugas dan tidak membatasi pengetahuan mereka.
·         Perkembangan bakat remaja merupakan kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif. Setiap individu memiliki bakat khusus atau talenta. Yang mempengaruhi perkembangan bakat terletak pada anak itu sendiri dan lingkungan. Sehingga orang tua dan guru diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anak dan menyediakan pendidikan yang sesuai dengan bakatnya.
·         Perkembangan sosial remaja, mereka mulai memerhatikan berbagai nilai dan norma pergaulan yang berbeda dengan norma yang berlaku di keluarganya. Dipengarhi oleh faktor keluarga, kematangan, status social ekonomi, pendidikan dan emosi dan inteligensi. Remaja belum memahami benar tentang nilai dan normal sosial di masyarakat sehingga sekolah perlu mengadakan kegiatan sosial di bawah bimbingan guru.
·         Perkembangan bahasa pada masa remaja mulai dilengkapi dan diperkaya dengan bahasa tempat mereka tinggal. Hal ini dipengaruhi oleh umur, lingkungan, kecerdasan, status sosial ekonomi keluarga dan kondisi fisik. Dari kemampuan bahasa remaja, guru perlu memfokuskan pada kemampuan dan keragaman bahasa anak.  
·         Perkembangan emosi pada masa remaja mengalami ketidakstabilan yang merupakan dampak dari penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru dan harapan sosial baru. Oleh sebab itu, guru perlu membimbing siswa untuk mengendalikan dirinya sendiri dan memperlakukannya seperti orang dewasa yang penuh dengan rasa tanggung jawab moral.
·         Perkembangan nilai, moral dan sikap remaja, yaitu remaja perlu mengenal nilai terlebih dahulu, kemudian dihayati dan didorong oleh moral, dan barulah terbentuk sikap yang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat. Oleh sebab itu, orang tua dan guru serta orang dewasa perlu memberi contoh perilaku yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
           BAB IV, membahas tentang konsep kebutuhan dan implikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan. Pada dasarnya kebutuhan individu ada empat macam, yaitu: mendapatkan teman sejawat, mengembangkan diri dan memiliki benda yang disenangi, berhasil dan munculnya kebutuhan bersaing, dan mendapatkan kasih sayang dan cinta kasih.
           Sedangkan kebutuhan remaja dapat diklasifikaskan menjadi beberapa kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan organik, kebutuhan emosional, kebutuhan berprestasi, dan kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis. Selain itu, kemandirian merupakan kebutuhan psikologis pada remaja dan kepercayaan diri sabagai kebutuhan remaja. Dalam pemenuhan kebutuhan remaja, orang tua, sekolah dan lingkungan perlu melatih kebersihan, hidup teratur dan sehat; memberikan program bimbingan keluarga dan perkawinan; dan mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai norma sosial.
            BAB V, menjelaskan tugas-tugas perkembangan peserta didik pada usia sekolah menengah. Havighurst mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja, yaitu: mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenisnya, mencapai perasaan seks yang diterima secara sosial, menerima keadaan badannya dan menggunakannya secara efektif, mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa, mencapai kebebasan ekonomi, memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan, menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga, mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual,  menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara moral dan sosial, dan memahami suatu perangkat tata nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.
Selain itu, tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pendidikan dan karier remaja, yaitu remaja memiliki minat yang jelas tentang pendidika dan pekerjaan dan mengetahui bahwa pendidikan dan pekerjaan memerlukan dukungan pengetahuan dan keterampilan. Tugas perkembangan yang lain berkenaan dengan kehidupan berkeluarga, yaitu menikah. Untuk itu, bimbingan dan latihan dari guru maupun orang tua dalam memahami tugas perkembangan sangat diperlukan bagi remaja.
            BAB VI, menjelaskan tentang konsep penyesuaian diri peserta didik usia sekolah menengah. Penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dn dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya. Penyesuaian diri pada remaja dapat dilakukan secara positif dan negatif. Penyesuaian diri secara positif, seperti tidak emosional, tidak frustasi, memiliki rasional dalam pengarahan diri, belajar dari pengalaman, bersikap realistik dan objektif. Sedangkan penyesuaian diri secara negatif ditandai dengan sikap dan tingkah laku serba salah, tidak terarah, emosional, dan tidak realistik.
            Faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri, yaitu fisiologis, psikologis, perkembangan dan kematanga, lingkungan, budaya dan agama. Proses penyesuaian diri  pada remaja terjadi di lingkungan keluarga, teman sebaya dan sekolah. sedangkan aspek-aspek penyesuaian diri meliputi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.
            BAB VII, setelah mengetahui penyesuaian diri pada peserta didik maka pada bab ini dijelaskan permasalahan dan penanganan masalah penyesuaian diri peserta didik usia sekolah menengah. Permasalahan pada masa remaja berkaitan dengan masalah dengan orang dewasa terutama orang tua karena perkembangan penyesuaian diri remaja sangat bergantung pada sikap penolakan orang tua dan suasana psikologi dan sosial dalam kehidupan keluarga. Selain itu masalah remaja disebabkan oleh perbedaan perlakuan antara laki-laki dengan perempuan, sering pindah tempat tinggal dan ketika remaja memasuki jenjang sekolah yang baru.
            Masalah pada masa remaja yaitu kesehatan yang meliputi penyakit menular, penyakit noninfeksi dan gangguan perkembangan dan perilaku. Untuk itu peningkatan kesehatan anak sekolah dengan titik berat pada upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif sangat diperlukan. Kesehatan reproduksi pada masa remaja pun harus diperhatikan karena remaja adalah tahap yang paling rentan dalam hal kesehatan reproduksi. Masalah remaja yang lain yaitu masalah remaja dengan rokok, perilaku konsumtif dan perkelahian antar pelajar. Sehingga diperlukan penanganan masalah remaja dengan cara mekanisme pertahanan diri, antara lain represi, supresi, pembentukan reaksi, fiksasi, regresi, menarik diri, mengelak, denial (menyangkal kenyataan), fantasi, rasionalisasi, intelektualisasi dan proyeksi.
            Kelebihan buku ini adalah menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan secara jelas sebab seringkali penggunaannya dipertukarkan, mengulas berbagai hal tentang remaja seperti pertumbuhan dan perkembangan pada remaja, tugas perkembangan remaja hingga cara penanganan masalah penyesuaian diri pada remaja sehingga buku ini akan membantu pendidik dalam memahami peserta didik usia sekolah menengah atau remaja. Selain itu bahasa yang digunakan komunikatif dan tidak berbelit belit, tetapi ada beberapa kata yang sulit untuk dipahami sehingga diperlukan pengertian terhadap kata tersebut. Kemudian erdapat bab yang di dalamnya memuat sub bab yang materinya sedikit berbeda dengan maksud dari judul bab tersebut sehingga membingungkan pembaca.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

assallam. maaf mba ganggu. mba dina punya buku diatas atau tidak?

Unknown mengatakan...

TERIMAKASIH SANGAT BERMANFAAT

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar