Judul buku : Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta
Didik)
Penulis :
Dra. Enung Fatimah, M. M.
Tahun terbit : 2010
Cetakan :
III
Penerbit : CV Pustaka Setia
Tempat terbit : Bandung
Psikologi perkembangan
anak sebagai peserta didik tidak hanya menjadi tanggung jawab dari seorang guru
saja, namun terdapat kewajiban orang tua dalam membina dan menuntun
perkembangan psikologi anak, baik dalam masa pendidikan maupun masa pra
pendidikan.
Di dalam buku ini,
mengandung sebuah pembelajaran terhadap guru maupun orang tua agar mampu
mengenal dan memahami tingkat perkembangan peserta didik pada masa usia sekolah
menengah. Hal ini penting dikarenakan pada masa ini psikologis remaja berada
pada masa yang labil dan mereka sedang mengeksplor lingkungan tempat tinggal
mereka. Untuk itu, guru harus mampu menciptakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi psikologis masing-masing peserta didik.
Dahulu, orang menyangka
bahwa mengajar sebenarnya tidak lebih dari memindahkan isi kepala seorang guru
kepada kepala seorang atau beberapa murid. Dengan begitu, terjadilah proses
belajar. Namun kemudian, kajian-kajian dalam psikologi menunjukkan tidak
sesederhana itu. Seorang guru tidak cukup hanya menguasai ilmu yang akan
ditularkannya, melainkan juga dituntut memahami kondisi psikologis anak didik
yang dihadapinya.
Di sini seorang guru
perlu menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang tidak saja membuat
proses pembelajaran nyaman, tapi juga memberikan ruang bagi murid untuk
berkreativitas dan terlibat aktif sepanjang proses pembelajaran.
BAB I, bab ini
menjelaskan tentang pengertian dan karakteristik individu sebagai peserta
didik. Sebenarnya “Individu” merupakan kata benda dari individual yang berarti
orang atau perseorangan. Setiap individu dapat dikatakan sebagai peserta didik
apabila ia telah memasuki usia sekolah, yaitu usia 4-6 tahun di taman
kanak-kanak, usia 6 atau 7 tahun di sekolah dasar, usia 13-16 tahun di SMP dan
usia 16-19 tahun di SMA. Jadi, peserta didik adalah anak, individu, yang
tergolong dan tercatat sebagai siswa di dalam satuan pendidikan.
Setiap individu memiliki
karakteristik yang berbeda dengan individu yang lain. Karakteristik ini
dibentuk oleh faktor pembawaan dan lingkungannya. Selain itu dalam pemenuhan
kehidupan pribadi setiap individu tidak dapat disamakan dengan individu lain.
Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek
emosional, social psikologis, sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang
terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupannya. Jika kehidupan
pribadi individu terbentuk secara terpadu dan harmonis, maka tingkah laku yang
merupakan pengejawantahan berbagai aspek pribadi akan baik. Jadi upaya
pengembangan kehidupan pribadi, anak-anak harus dibiasakan menjalani proses
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi nilai dan norma social secara baik
dan sempurna.
BAB II, membahas
pertumbuhan, perkembangan dan perbedaan individual peserta didik. Istilah
pertumbuhan dan perkembangan seringkali dipertukar penggunaannya. Padahal,
keduanya memiliki arti masing-masing. Pertumbuhan digunakan untuk menyatakan
perubahan ukuran fisik secara kuantitatif semakin lama semakin besar atau
panjang. Adapun perkembangan digunakan menyatakan perubahan dalam aspek
psikologis dan sosial. Setiap individu akan mengalami pertumbuhan fisik dan
perkembangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, bahasa, bakat
khusus, nilai dan moral, serta sikap.
Sedangkan perkembangan
setiap individu berbeda-beda. Perbedaan ini terletak pada bidang kognitif,
kecakapan bahasa, kecakapan motorik, latar belakang, bakat, dan kesiapan
belajar. Perbedaan pada individu bersifat unik terutama dalam hal belajar
karena setiap individu memiliki otak yang digunakan sebagai pusat belajar. Dari
fungsi otak tersebut,cara belajar individu dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu
cara belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Dengan demikian, orang tua
diharapkan dapat bertindak secara arif dan bijaksana dalam memilih metode
belajar yang sesuai.
BAB III, menjelaskan
tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik usia sekolah menengah
(remaja). Pertumbuhan fisik yang terjadi pada masa remaja yaitu perubahan
ukuran tubuh, proporsi tubuh, ciri kelamin yang utama dan ciri kelamin yang
kedua. Sedangkan perubahan fisik selama masa remaja meliputi dua hal, yaitu
percepatan pertumbuhan dan proses kematangan seksual. Pertumbuhan fisik
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengaruh keluarga, gizi, gangguan
emosional, jenis kelamin, dan status social.
Sedangkan perkembangan
yang terjadi pada remaja:
·
Perkembangan intelek menggambarkan
kemampuan seseorang dalam berpikir dan atau bertindak. Dipengaruhi oleh faktor
pengalaman dari sekolah dan lingkungan. Dengan mengetahui perkembangan intelek
remaja maka guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan
diskusi serta memberikan tugas dan tidak membatasi pengetahuan mereka.
·
Perkembangan bakat remaja merupakan
kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif. Setiap
individu memiliki bakat khusus atau talenta. Yang mempengaruhi perkembangan
bakat terletak pada anak itu sendiri dan lingkungan. Sehingga orang tua dan
guru diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anak dan menyediakan pendidikan yang
sesuai dengan bakatnya.
·
Perkembangan sosial remaja, mereka mulai
memerhatikan berbagai nilai dan norma pergaulan yang berbeda dengan norma yang
berlaku di keluarganya. Dipengarhi oleh faktor keluarga, kematangan, status
social ekonomi, pendidikan dan emosi dan inteligensi. Remaja belum memahami
benar tentang nilai dan normal sosial di masyarakat sehingga sekolah perlu
mengadakan kegiatan sosial di bawah bimbingan guru.
·
Perkembangan bahasa pada masa remaja
mulai dilengkapi dan diperkaya dengan bahasa tempat mereka tinggal. Hal ini
dipengaruhi oleh umur, lingkungan, kecerdasan, status sosial ekonomi keluarga dan
kondisi fisik. Dari kemampuan bahasa remaja, guru perlu memfokuskan pada
kemampuan dan keragaman bahasa anak.
·
Perkembangan emosi pada masa remaja
mengalami ketidakstabilan yang merupakan dampak dari penyesuaian diri terhadap
pola perilaku baru dan harapan sosial baru. Oleh sebab itu, guru perlu
membimbing siswa untuk mengendalikan dirinya sendiri dan memperlakukannya
seperti orang dewasa yang penuh dengan rasa tanggung jawab moral.
·
Perkembangan nilai, moral dan sikap
remaja, yaitu remaja perlu mengenal nilai terlebih dahulu, kemudian dihayati
dan didorong oleh moral, dan barulah terbentuk sikap yang sesuai dengan
nilai-nilai masyarakat. Oleh sebab itu, orang tua dan guru serta orang dewasa
perlu memberi contoh perilaku yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat.
BAB
IV, membahas tentang konsep kebutuhan dan implikasinya terhadap penyelenggaraan
pendidikan. Pada dasarnya kebutuhan individu ada empat macam, yaitu: mendapatkan
teman sejawat, mengembangkan diri dan memiliki benda yang disenangi, berhasil
dan munculnya kebutuhan bersaing, dan mendapatkan kasih sayang dan cinta kasih.
Sedangkan
kebutuhan remaja dapat diklasifikaskan menjadi beberapa kelompok kebutuhan,
yaitu kebutuhan organik, kebutuhan emosional, kebutuhan berprestasi, dan
kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis. Selain itu, kemandirian
merupakan kebutuhan psikologis pada remaja dan kepercayaan diri sabagai
kebutuhan remaja. Dalam pemenuhan kebutuhan remaja, orang tua, sekolah dan
lingkungan perlu melatih kebersihan, hidup teratur dan sehat; memberikan
program bimbingan keluarga dan perkawinan; dan mengembangkan kemampuan hidup
bermasyarakat dan mengenalkan berbagai norma sosial.
BAB V, menjelaskan tugas-tugas perkembangan peserta didik
pada usia sekolah menengah. Havighurst mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan
remaja, yaitu: mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenisnya, mencapai
perasaan seks yang diterima secara sosial, menerima keadaan badannya dan
menggunakannya secara efektif, mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa,
mencapai kebebasan ekonomi, memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan, menyiapkan
perkawinan dan kehidupan berkeluarga, mengembangkan keterampilan dan konsep
intelektual, menginginkan dan mencapai
tingkah laku yang bertanggung jawab secara moral dan sosial, dan memahami suatu
perangkat tata nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.
Selain
itu, tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pendidikan dan karier
remaja, yaitu remaja memiliki minat yang jelas tentang pendidika dan pekerjaan
dan mengetahui bahwa pendidikan dan pekerjaan memerlukan dukungan pengetahuan
dan keterampilan. Tugas perkembangan yang lain berkenaan dengan kehidupan
berkeluarga, yaitu menikah. Untuk itu, bimbingan dan latihan dari guru maupun
orang tua dalam memahami tugas perkembangan sangat diperlukan bagi remaja.
BAB VI, menjelaskan tentang konsep penyesuaian diri
peserta didik usia sekolah menengah. Penyesuaian diri merupakan suatu proses
alamiah dn dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya. Penyesuaian diri pada
remaja dapat dilakukan secara positif dan negatif. Penyesuaian diri secara
positif, seperti tidak emosional, tidak frustasi, memiliki rasional dalam
pengarahan diri, belajar dari pengalaman, bersikap realistik dan objektif.
Sedangkan penyesuaian diri secara negatif ditandai dengan sikap dan tingkah
laku serba salah, tidak terarah, emosional, dan tidak realistik.
Faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri, yaitu
fisiologis, psikologis, perkembangan dan kematanga, lingkungan, budaya dan
agama. Proses penyesuaian diri pada
remaja terjadi di lingkungan keluarga, teman sebaya dan sekolah. sedangkan
aspek-aspek penyesuaian diri meliputi penyesuaian pribadi dan penyesuaian
sosial.
BAB VII, setelah mengetahui penyesuaian diri pada peserta
didik maka pada bab ini dijelaskan permasalahan dan penanganan masalah
penyesuaian diri peserta didik usia sekolah menengah. Permasalahan pada masa remaja
berkaitan dengan masalah dengan orang dewasa terutama orang tua karena
perkembangan penyesuaian diri remaja sangat bergantung pada sikap penolakan
orang tua dan suasana psikologi dan sosial dalam kehidupan keluarga. Selain itu
masalah remaja disebabkan oleh perbedaan perlakuan antara laki-laki dengan
perempuan, sering pindah tempat tinggal dan ketika remaja memasuki jenjang
sekolah yang baru.
Masalah pada masa remaja yaitu kesehatan yang meliputi
penyakit menular, penyakit noninfeksi dan gangguan perkembangan dan perilaku.
Untuk itu peningkatan kesehatan anak sekolah dengan titik berat pada upaya
promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif sangat
diperlukan. Kesehatan reproduksi pada masa remaja pun harus diperhatikan karena
remaja adalah tahap yang paling rentan dalam hal kesehatan reproduksi. Masalah
remaja yang lain yaitu masalah remaja dengan rokok, perilaku konsumtif dan
perkelahian antar pelajar. Sehingga diperlukan penanganan masalah remaja dengan
cara mekanisme pertahanan diri, antara lain represi, supresi, pembentukan
reaksi, fiksasi, regresi, menarik diri, mengelak, denial (menyangkal
kenyataan), fantasi, rasionalisasi, intelektualisasi dan proyeksi.
Kelebihan buku ini adalah menjelaskan tentang pertumbuhan
dan perkembangan secara jelas sebab seringkali penggunaannya dipertukarkan, mengulas
berbagai hal tentang remaja seperti pertumbuhan dan perkembangan pada remaja,
tugas perkembangan remaja hingga cara penanganan masalah penyesuaian diri pada
remaja sehingga buku ini akan membantu pendidik dalam memahami peserta didik
usia sekolah menengah atau remaja. Selain itu bahasa yang digunakan komunikatif
dan tidak berbelit belit, tetapi ada beberapa kata yang sulit untuk dipahami
sehingga diperlukan pengertian terhadap kata tersebut. Kemudian erdapat bab
yang di dalamnya memuat sub bab yang materinya sedikit berbeda dengan maksud
dari judul bab tersebut sehingga membingungkan pembaca.
2 komentar:
assallam. maaf mba ganggu. mba dina punya buku diatas atau tidak?
TERIMAKASIH SANGAT BERMANFAAT
Posting Komentar