Rabu, 04 April 2012

kalorimetri

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
KALORIMETRI

.. 8



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Reaksi kimia berlangsung dengan menyerap atau membebaskan energi. Reaksi yang membebaskan energi disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi yang menyerap energi disebut endoterm. Satu contoh reaksi eksoterm adalah pembakaran gas alam, sedangkan contoh reaksi endoterm adalah fotosintesis. Reaksi eksoterm umumnya berlangsung lebih dramatis daripada reaksi endoterm. Pada saat pereaksi mengalami pembebasan atau penyerapan, reaksi disertai sejumlah energi yang disebut dengan kalor reaksi.
Kebanyakan reaksi berlangsung dalam sistem terbuka dengan tekanan tetap (tekanan atmosfir). Jadi, kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap (dimana volume dapat berubah) dapat berbeda dari perubahan energi dalam ( ∆E). untuk menyatakan kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap para ahli mendefinisikan suatu besaran termodinamika, yaitu entalpi (H). Entalpi menyatakkan kandungan kalor zat atau sistem. Perubahan entalpi (∆H) dari suatu reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh reaksi itu. Untuk mengetahui perubahan entalpi pada reaksi, maka kami melakukan percobaan dengan cara menetralkan NaOH dengan HCl, dengan menggunakan alat yang disebut kalorimeter.

B.     Rumusan Masalah

1.      Berapa mol NaOH dan HCl ?
2.      Berapa perubahan entalpi reaksi NaOH dan HCl ?
3.      Berapa perubahan entalpi reaksi penetralan 1 mol NaOH dan HCl ?
4.      Bagaimana persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCl ?
5.      Reaksi kimia apa yang terjadi pada proses penetralan NaOH dan HCl ?

C.    Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui mol NaOH dan HCl.
2.      Untuk menentukan perubahan entalpi reaksi NaOH dan HCl.
3.      Untuk menentukan perubahan entalpi penetralan 1 mol NaOH dan HCl.
4.      Untuk mengetahui persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCl.
5.      Untuk mengetahui reaksi kimia yang terjadi pada proses penetralan NaOH dan HCl.

D.    Manfaat Penelitian

1.      Dapat mengetahui mol NaOH dan HCl.
2.      Dapat mengetahui perubahan entalpi reaksi NaOH dan HCl.
3.      Dapat mengetahui perubahan entalpi penetralan 1 mol NaOH dan HCl.
4.      Dapat mengetrahui mengetahui persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCl.
5.      Dapat mengetahui reaksi kimia yang terjadi pada proses penetralan NaOH dan HCl.

BAB II
DASAR TEORI


A.    Kalorimetri

Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur panas dari reaksi yang dikeluarkan. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalorimetri berasal dari bahasa Latin yaitu calor, yang berarti panas.
Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk hidup yang memproduksi karbondioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavosier (1780) mengatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal itu membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas oleh makhluk hidup juga dapat dihitung oleh perhitungan kalorimetri langsung (direct calorymetry), dimana makhluk hidup ditempatkan didalam kalorimeter untuk dilakukan pengukuran.
Jika benda atau system diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur perubahan suhu tersebut, bersamaan dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.
Sebagai contoh, jika energi dari reaksi kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah panas yang ditambahkan. Kalorimeter digunakan untuk menghitung energi dari makanan dengan membakar makanan dalam atmosfer dan mengukur jumlah energi yang meningkat dalam suhu kalorimeter.
Bahan yang masuk kedalam kalorimetri digambarkan sebagai volume air, sumber panas yang dicirikan sebagai massa air dan wadah atau kalorimeter dengan massanya dan panas spesifik. Keseimbangan panas diasumsikan setelah percobaan perubahan suhu digunakan untuk menghitung energi tercapai.

B.     HCl (Asam Klorida)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.

C.    NaOH (Natrium Hidroksida)

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen.Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.

NaOH
Nama sistematis
Natrium hidroksida
Nama lain
Soda kaustik
Rumus Molekul
NaOH
Densitas
2,1 g/ cm3, padat
Titik leleh
318oC (591 K)
: Titik didih
1390oC (1663 K)
Kelarutan dalam air
111 g/ 100 mL (20oC)
Massa molar
39,9971 g/mol
Penampilan
zat padt putih
Titik nyala
tidak mudah terbakar


 



BAB III
METODE PENELITIAN


A.    Alat dan Bahan

1.      Alat
·         Kalorimeter
·         Gelas kimia 100 mL
·         Gelas ukur 25 mL
·         Termometer
·         Pipet tetes
2.      Bahan
·         Larutan NaOH 3M
·         Larutan HCl 3M

B.     Langkah Kerja

1.      Mengambil 10 ml larutan NaOH 3 M, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia. Ukur suhu NaOH sebagai suhu awal reaksi.
2.      Mengambil 10 ml larutan HCl 3 M, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia. Mengukur suhu HCl sebagai suhu awal reaksi.
3.      Mencampurkan kedua larutan tersebut, sambil mengamati perubahan suhu yang terjadi selama reaksi berlangsung.
4.      Mencatat suhu maksimum (suhu paling tinggi) sebagai suhu akhir reaksi.

C.    Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan : Senin, 24 Oktober 2011
Tempat                    : Laboratorium Kimia SMA N 1 Jetis          

 


BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN


A.    Data

·         Suhu NaOH awal        : 32°C
·         Suhu HCl awal            : 31°C
·         Suhu awal rata-rata     : 31.5°C
·         Suhu akhir                   : 39°C
·         Volume NaOH            : 10 mL
·         Molaritas NaOH         : 3 M
·         Volume HCl                : 10 mL
·         Molaritas HCl             : 3 M

B.     Pembahasan

1.      Mol NaOH = V x M
                         = 0.01 x 3
                         = 0.03 mol
Mol HCl   = V x M
                       = 0.01 x 3
                       = 0.03 mol

2.      q = m x c x ∆T
         = (10+10 ) x 4.2 x (39°C – 31.5°C)
         = 20 x 4.2 x 7.5
         = 630 J
   = 0.63 kJ
∆H = -q
       = - 0.63 kJ

3.      ∆H = -q/mol
       = - 0.63/0.03
       = - 21 kJ/mol

4.      NaOH + HCl ->  NaCl + H2O                    ∆H = - 21 kJ/mol

Dari data dan pembahasan diatas diketahui bahwa perubahan entalpi reaksi penetralan 1 mol NaOH dan HCl adalah -21 kJ/mol. Ini menunjukkan bahwa pada proses penetralan NaOH dan HCl, pereaksi atau reaktan (NaOH dan HCl) membebaskan kalor atau energi sehingga entalpi sistem berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda negatif. Reaksi kimia yang terjadi pada proses penetralan NaOH dan HCl disebut dengan reaksi eksoterm.

BAB V
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Mol NaOH dan HCl yaitu 0.03 mol.
2.      Perubahan entalpi reaksi NaOH 10 ml dan HCl 10 ml adalah -0.63 kJ.
3.      Perubahan entalpi dari penetralan 1 mol NaOH dan HCl adalah -21 kJ/mol.
4.      Persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCl yaitu,
 NaOH + HCl ->NaCl + H2O                   ∆H = - 21 kJ/mol
5.      Reaksi kimia yang terjadi pada proses penetralan NaOH dan HCl adalah reaksi eksoterm, karena NaOH dan HCl membebaskan energi sehingga perubahan entalpinya bertanda negatif.

B.     Saran

Jika melakukan pengamatan pada suatu larutan lakukanlah dengan teliti dalam mengamati, jangan tergesa-gesa agar tidak terjadi kesalahan pada waktu pengukuran suhu dan dalam mengukur  volum larutan harus sesuai takaran jangan kurang atau lebih karena dapat mempengaruhi hasil reaksi yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2011. Asam Klorida. Diambil 25 Oktober 2011 http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorida

Anonim. 2011. Kalorimetri. Diambil 25 Oktober 2011 http://id.wikipedia.org/wiki/kalorimetri

Anonim. 2011. Natrium Hidroksida. Diambil 25 Oktober 2011 http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida

Purba, Michael. 2004. KIMIA UNTUK SMA KELAS XI 2A. Jakarta: Erlangga. 

Purba, Michael. 2006. KIMIA UNTUK SMA KELAS XI. Jakarta: Erlangga.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar