BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam industri, ammonia dibuat dari gas nitrogen dan
gas hidrogen menurut persamaan :
N2 (g) + 3H2
(g) -> 2NH3 (g) ∆H = -92 kJ
Stoikiometri
reaksi menunjukkan bahwa 1 mol nitrogen bereaksi dengan 3 mol hidrogen
membentuk 2 mol amonia. Akan tetapi, dari percobaan diketahui bahwa hal seperti
itu tidak pernah dicapai. Ternyata rekasi berlangsung tidak tuntas. Reaksi
“seperti berhenti” setelah sebagian nitrogen dan hidrogen bereaksi. Reaksi
berakhir dengan suatu campuran yang mengandung NH3, N2
dan H2. Keadaan seperti itu disebut keadaan setimbang.
Kesetimbangan
dapat dipengaruhi oleh faktor luar seperti suhu, tekanan, dan konsentrasi. Pada
tahun 1884, Henri Louis Le Chatelier (1850-1936) berhasil menyimpulkan pengaruh
faktor luar terhadap kesetimbangan dalam suatu azas yang dikenal dengan azas Le
Chatelier sebagai berikut : Bila terhadap
suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka sistem itu akan
mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut. Cara
sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke kanan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persamaan reaksi asam nitrat pekat dan logam
Cu ?
2.
Bagaimana
reaksi kesetimbangan antara gas N2O4 dan NO2 ?
3.
Bagaimana pengaruh suhu terhadap
pergesaran kesetimbangan ?
4.
Bagaimana
reaksi antara FeCl3 dan KSCN ?
5.
Bagaimana
reaksi kesetimbangan yang terjadi ?
6.
Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap
pergesaran kesetimbangan ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui persamaan reaksi
asam nitrat pekat dan logam Cu.
2.
Untuk
mengetahui reaksi kesetimbangan antara gas N2O4 dan NO2.
3.
Untuk
mengetahui pengaruh suhu terhadap pergeseran kesetimbangan.
4.
Untuk
mengetahui reaksi antara FeCl3 dan KSCN.
5.
Untuk
mengetahui reaksi kesetimbangan yang terjadi.
6.
Untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran
kesetimbangan.
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui persamaan reaksi asam nitrat pekat dan logam Cu.
2.
Dapat
mengetahui reaksi kesetimbangan antara gas N2O4 dan NO2.
3.
Dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap pergeseran
kesetimbangan.
4.
Dapat
mengetahui reaksi antara FeCl3 dan KSCN.
5.
Dapat
mengetahui reaksi kesetimbangan yang terjadi.
6. Dapat mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran
kesetimbangan.
BAB
II
DASAR TEORI
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan
1.
Konsentrasi
Jika
konsentrasi salah satu komponen diperbesar maka reaksi sistem adalah mengurangi
komponen tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu komponen diperkecil,
maka reaksi sistem adalah menambah komponen itu. Jadi :
·
Jika konsentrasi pereaksi diperbesar, kesetimbangan
akan bergeser ke kanan
·
Jika konsentrasi pereaksi diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke
kiri
2.
Tekanan
Tekanan
gas bergantung pada jumlah molekul dan tidak bergantung pada jenis gas. Oleh
karena itu, untuk mengurangi tekanan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke
arah yang jumlah koefisiennya lebih sedikit. Sebaliknya jika tekanan dikurangi
dengan cara memperbesar volume, maka sistem akan bereaksi dengan menambah
tekanan dengan cara menambah molekul. Reaksi akan bergeser ke arah yang jumlah
koefisiennya lebih besar. Jadi :
·
Jika tekanan diperbesar (volum diperkecil),
kesetimbangan akan bergeser kearah yang jumlah koefisiennyan terkecil.
·
Jika tkanan diperkecil (volum
diperbesar), kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya
terbesar.
3.
Suhu
Jika
suhu sistem kesetimbangan dinaikan, maka reaksi sistem adalah menurunkan suhu,
kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor (ke pihak
reaksi endoterm). Sebaliknya jika suhu diturunkan maka kesetimbangan akan
bergeser ke pihak reaksi eksoterm. Jadi :
·
Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi endoterm.
·
Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi eksoterm.
4.
Katalis
Penggunaan
katalis akan memperceat keadaan setimbang. Suatu reaksi yang memerlukan waktu
berhari-hari atau berminggu-minggu untuk mencapai kesetimbangan, dapat dicapai
dalam beberapa menit dengan hadirnya suatu katalis. Suatu katalis juga penting
bagi reaksi yang memerukan suhu tinggi, karena denga suatu katalis reaksi
seperti lebih rendah. Hal itu menjadi sangatpenting apabila reaksi pada suhu
tinggi mengurangi rendemen hasil reaksi.
5.
Pengaruh
Komponen Padat dan Cair
Penambahan atau pengurangan komponen yang berupa
padatan atau cairan murni tidak mempengaruhi kesetimbangan. Penambahan komponen
yang berupa larutan atau gas akan berpengaruh pada kerapatan antarpartikel
dalam campuran. Jika suatu komponen gas atau terlarut ditambahkan, maka
konsentrasi meningkat sehingga sistem bereaksi untuk mengurangi konsentrasi.
Jika yang ditambahkan berupa padatan atau cairan murni, hal itu tidak mengubah
konsentrasi karena jarak antarpartikel dalam padatan dan cairan adalah tetap.
B. Tembaga
Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor
massa 63,54, merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai
titik lebur 1.803° Celcius dan titik didih 2.595° C. dikenal sejak zaman
prasejarah. Tembaga sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk
murni. Mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral. Penggunaan tembaga
yaitu dalam bentuk logam merupakan paduan penting dalam bentuk kuningan,
perunggu serta campuran emas dan perak. Banyak digunakan dalam pembuatan pelat,
alat-alat listrik, pipa, kawat, pematrian, uang logam, alat-alat dapur, dan
industry. Senyawa tembaga juga digunakan dalam kimia analitik dan penjernihan
air, sebagai unsur dalam insektida, cat, obat-obatan dan pigmen. Kegunaan
biologis untuk runutan dalam organism hidup dan merupakan unsur penting dalam
darah binatang berkulit keras.
C. HNO3
Asam nitrat atau nitric acid, dengan rumus kimia HNO3, merupakan asam
kuat dan termasuk bahan
kimia berbahaya. Asam nitrat bersifat korosif. Berdasarkan sifatnya
ini, maka kita perlu mengetahui potensi bahayanya secara detail, pengaruhnya
terhadap kesehatan dan cara pencegahannya. Dalam keadaan murni, asam
nitrat merupakan cairan tak berwarna. Akan tetapi, seiring dengan waktu, warna
larutan asam nitrat menjadi kekuningan. Ini disebabkan oleh akumulasi senyawa
oksida nitrogen di dalamnya. Larutan HNO3 banyak digunakan di dalam industri, termasuk industri kimia. Salah satu penggunaannya
adalah untuk chemical cleaning pipa atau peralatan logam, yaitu untuk
membentuk lapisan oksida logam. Sehingga pada akhirnya, logam (pipa misalnya)
akan terhindar dari proses oksidasi lanjutan (korosi).
D. FeCl3
Besi (III) klorida, juga disebut ferri klorida,
merupakan komoditas skala industri senyawa kimia,
dengan rumus FeCl3. Warna
besi (III) klorida kristal tergantung pada sudut pandang: oleh cahaya
mencerminkan kristal tampak hijau gelap, tapi dengan cahaya yang
ditransmisikan mereka muncul berwarna ungu-merah. Anhidrat besi (III)
klorida deliquescent,
membentuk terhidrasi hidrogen klorida
kabut di udara lembab. Hal ini jarang
diamati dalam bentuk alami, mineral molysite,
dikenal terutama dari beberapa fumarol. Ketika
dilarutkan dalam air, besi (III) klorida mengalami hidrolisis dan
melepaskan panas dalam eksotermik reaksi. Coklat yang dihasilkan, asam, dan korosif solusi digunakan
sebagai flocculent dalam pengolahan limbah
dan produksi air minum,
dan sebagai ETSA untuk
logam tembaga berbasis di papan sirkuit
tercetak. Anhidrat besi (III) klorida adalah cukup kuat asam Lewis, dan
digunakan sebagai katalis dalam sintesis organik
.
Penggunaan :
- Digunakan dalam bentuk anhidrat sebagai reagen pengeringan dalam reaksi tertentu.
- Digunakan dalam pengolahan air dan air limbah untuk mengendapkan fosfat seperti besi (III) fosfat.
- Digunakan oleh kolektor koin Amerika untuk mengidentifikasi tanggal sen Buffalo yang begitu lusuh bahwa tanggal tersebut tidak lagi terlihat.
- Digunakan oleh pengrajin pisau dan pandai besi pedang untuk noda pisau, untuk memberikan efek kontras dengan logam, dan untuk melihat layering logam atau ketidaksempurnaan.
- Digunakan untuk etch pola widmanstatten dalam besi meteorit .
- Diperlukan untuk etsa klise foto pelat untuk pencetakan gambar seni fotografi dan denda dalam intaglio dan etsa rotogravure silinder yang digunakan dalam industri percetakan.
- Digunakan untuk membuat papan sirkuit cetak (PCB).
- Digunakan dalam praktek kedokteran hewan untuk mengobati overcropping cakar hewan, terutama ketika hasil overcropping pada perdarahan.
- Bereaksi dengan bromida cyclopentadienylmagnesium di salah satu persiapan ferrocene , kompleks logam-sandwich.
- Sebagai aditif selama proses reduksi, mengubah sepotong keramik warna oranye terbakar karena kandungan besi hadir dalam suasana mengurangi.
- Digunakan untuk menguji ketahanan pitting dan korosi celah baja tahan karat dan paduan lainnya.
- Digunakan bersama dengan NaI dalam asetonitril untuk sedikit mengurangi azida organik untuk amina primer.
- Digunakan dalam model trombosis hewan.
E. KSCN
Kalium tiosianat adalah senyawa kimia
dengan rumus molekul KSCN. Ini adalah garam
penting dari tiosianat anion, salah satu pseudohalides.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
· Tabung
reaksi
· Rak
tabung reaksi
· Gelas
ukur 10 ml
· Gelas
kimia
· Lampu
sepritus
· Kasa
dan kaki tiga
· Pipet
tetes
· Batang
pengaduk
2.
Bahan
· Larutan
HNO3 pekat
· Larutan
FeCl3 1 M
· Larutan
KSCN 1 M
· Logam
Cu
B. Langkah Kerja
1. Percobaan
pertama (pengaruh kosentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan)
·
Mengambil 2 tabung reaksi, masing-masing
diisi dengan 5 mL larutan HNO3 pekat.
·
Mengambil 1 cm logam Cu, dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berisi larutan HNO3 pekat, lalu tutup rapat
tabung reaksi.
·
Mengamati reaksi yang terjadi.
·
Memasukan salah satu tabung ke dalam air
panas, mengamati perubahan warna gas dalam tabung. Membandingkan dengan tabung
reaksi yang satunya (pembanding).
·
Memasukkan tabung reaksi yang sama ke
dalam penangas es, mengamati perubahan warna gas dalam tabung. Membandingkan
dengan tabung reaksi pembanding.
·
Memasukkan hasil pengamatan ke dalm data
pengamatan.
2.
Percobaan kedua (pengaruh kosentrasi
terhadap pergeseran kesetimbangn)
·
Memasukkan 2 mL larutan FeCl3 ke dalam tabung reaksi 1 dan 2 mL larutan KSCN
ke dalam tabung reaksi 2.
·
Mengamati warna kedua larutan.
·
Mencampurkan kedua larutan dalam tabung
reaksi tersebut. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
·
Membagi larutan tersebut ke dalam 2
tabung reaksi dengan volume yang sama.
·
Menambahkan 1 mL larutan FeCl3 ke
dalam tabung reaksi 1. Mengamati perubahan warna larutan.
·
Menambahkan 1 mL larutan KSCN ke dalam
tabung reaksi 2.
Mengamati perubahan warna larutan.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan : Senin, 14
November 2011
Tempat : Laboratorium Kimia SMA N 1 Jetis
BAB
IV
DATA DAN
PEMBAHASAN
A. Data
1. Percobaan
pertama
No
|
Warna gas pada
suhu kamar
|
Warna gas dalam penangas air panas
|
Warna gas
dalam penangas es
|
1
|
Coklat
|
Coklat tua
|
Coklat pudar
|
2.
Percobaan kedua
No.
|
Bahan
|
Warna larutan
|
1.
|
Larutan FeCl3
|
Kuning jernih
|
2.
|
Larutan KSCN
|
Jernih tidak berwarna
|
3.
|
Larutan FeCl3 +KSCN
|
Merah pekat kental
|
4.
|
Larutan FeCl3 + KSCN + air
|
Merah hati / merah coklat encer
|
5.
|
Larutan 4 + 1 mL FeCl3
|
Merah hati encer
|
6.
|
Larutan 4 + 1 mL KSCN
|
Orange encer karena semakin pudar
|
B. Pembahasan
1.
Percobaan
pertama
Persamaan rekasi asam nitrat dan logam Cu :
Cu (s) + HNO3
(aq) -> Cu (NO3)2 (aq) + H2O
(g) + NO2 (g)
Dalam
percobaan ini, yang menjadi parameter adalah gas NO2.
Persamaan reaksi kesetimbangan :
2 NO2 -> N2O4 ∆H = -91 kkal
Reaksi antara NO2 dan N2O4
adalah reaksi eksoterm.
Pada suhu
ruang, gas NO2 berwarna coklat. Kemudian pada saat dipanaskan atau
reaksi mengalami kenaikan suhu, gas NO2 perlahan berubah menjadi
coklat tua. Hal ini dikarenakan, gas NO2 bertambah. Maka
kesetimbangannya bergeser ke kiri (NO2). Dan pada saat didinginkan, warna
gas ini perlahan memudar karena suhunya diturunkan sehingga gas NO2 berkurang.
Maka kesetimbangannya bergeser ke kanan atau ke arah reaksi eksoterm (N2O4)
Dalam
percobaan ini, suhu mempengaruhi pergeseran kesetimbangan. Pada reaksi
eksoterm, kesetimbangan akan bergeser ke kanan apabila suhu diturunkan dan
kesetimbangan akan bergeser ke kiri apabila suhu dinaikkan, sedangkan pada
reaksi endoterm, kesetimbangan akan bergeser ke kanan apabila suhu dinaikkan
dan kesetimbangan akan bergeser ke kiri apabila suhu diturunkan.
2.
Percobaan
kedua
Sebelum
direaksikan FeCl3 berwarna kuning jernih dan KSCN tidak berwarna.
Setelah 1 ml FeCl3 dan 1ml KSCN direaksilan warnanya berubah menjadi
merah pekat.
Persamaan reaksi antara FeCl3 dan KSCN :
FeCl3 (aq)
+ KSCN (aq) -> (FeSCN)
Cl2 (aq) + KCl (aq)
Kemudian
reaksi di atas ditambah dengan air, namun hal ini tidak mempengaruhi
kesetimbangan, karena penambahan atau pengurangan komponen yang berupa cairan
tidak mengubah konsentrasi. Disebabkan jarak antarpartikel dalam cairan adalah
tetap.
Setelah
itu, reaksi tadi dibagi ke dalam 2 tabung. Tabung pertama ditambah dengan 1 ml
FeCl3 (larutan FeCl3 mengandung ion Fe3+ dan ion Cl-), sedangkan tabung
kedua ditambah dengan 1 ml KSCN (larutan KSCN mengandung ion K+ dan ion
SCN-).
Persamaan reaksi kesetimbangannya :
Fe3+ (aq) + SCN- (aq)
-> FeSCN3+ (aq)
Pada tabung pertama, larutannya berubah
menjadi lebih merah (merah hati). Ini disebabkan ion FeSCN3+ bertambah, sehingga kesetimbangannya
bergeser ke kanan. Pada tabung kedua, larutannya berubah menjadi orange karena
semakin pudar. Namun, di dalam teori Purba (2005:177) dijelaskan bahwa larutan
yang ditambah KSCN, warna larutannya menjadi lebih merah karena ion FeSCN3+ bertambah. Maka kesetimbangannya
bergeser ke kanan. Perbedaan yang terjadi pada tabung kedua ini bisa disebabkan
oleh larutan KSCN yang telah melampaui batas kadaluwarsa atau kerusakan.
Dalam percobaan ini, konsentrasi sangat
mempengaruhi pergeseran kesetimbangan. Apabila konsentrasi pereaksi diperbesar,
maka kesetimbangan bergeser ke arah kanan. Sebaliknya, apabila konsentrasi
pereaksi diperkecil, maka kesetimbangan bergeser ke kiri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Persamaan
reaksi asam nitrat pekat dan logam Cu :
Cu (s) + HNO3
(aq) -> Cu (NO3)2 (aq) + H2O
(g) + NO2 (g)
2. Persamaan reaksi kesetimbangan antara gas NO2
dan N2O4 :
2 NO2 -> N2O4 ∆H = -91 kkal
3. Pada reaksi eksoterm, kesetimbangan akan bergeser ke
kanan apabila suhu diturunkan dan kesetimbangan akan bergeser ke kiri apabila
suhu dinaikkan. Pada reaksi endoterm, kesetimbangan akan bergeser ke kanan
apabila suhu dinaikkan dan kesetimbangan akan bergeser ke kiri apabila suhu
diturunkan.
4.
Persamaan
reaksi antara antara FeCl3 dan KSCN :
FeCl3 (aq)
+ KSCN (aq) -> (FeSCN)
Cl2 (aq) + KCl (aq)
5.
Persamaan
reaksi kesetimbangannya :
Fe3+ (aq)
+ SCN- (aq) -> FeSCN3+ (aq)
6. Konsentrasi
mempengaruhi pergeseran kesetimbangan. Apabila konsentrasi pereaksi diperbesar,
maka kesetimbangan bergeser ke arah kanan. Sebaliknya, apabila konsentrasi
pereaksi diperkecil, maka kesetimbangan bergeser ke kiri.
7. Kesetimbangan dipengaruhi suhu dan konsentrasi.
8. Dalam
melakukan percobaan ini terjadi kesalahan. Penyebabnya yaitu larutan yang telah
melampaui batas kadaluwarsa atau kerusakan.
B. Saran
Jika
melakukan
pengamatan pada percoban pertama ambillah larutan HNO3 sesuai dengan
takaran yang telah ditentukan jangan kurang atau lebih. Potonglah logam Cu yang
sesuai ukuran. Setelah tabung reaksi dimasukkan di air panas sebelum di
masukkan dalam air es tunggulah beberapa menit agar tabung dingin dan tidak
terjadi kepecahan saat masuk ke dalam air es. Amati dan bndingkan kedua tabung
reaksi dengan teliti sehingga mengetahui perbedaan kedua tabung tersebut
sehingga dapat mengetahui reaksi yang terjadi. Pada percobaan kedua, ambillah
larutan FeCl3, KSCN dan air sesui takaran telah ditentukan ikuti
langkah percobaan secara urut akar terhindar dari kesalahan percobaan. Amati
dengan benar perubahan warna yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. FeCl3.
Anonim. 2011. HNO3.
Anonim. 2011. KSCN.
Anonim. 2011. Tembaga.
Purba, Michael. 2004. KIMIA UNTUK SMA KELAS XI 2A. Jakarta:
Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar