LAPORAN
PRATIKUM BIOLOGI
PENGGOLONGAN
DARAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karl
Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan
darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah
beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan
mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor. Hasilnya adalah dua
macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A
dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan
golongan darah O). Penggolongan darah ini sangat penting karena jika kita telah
mengetahui golongan darah kita maka pada saat melakukan transfusi darah
mengetahui kecocokan darah kita sehingga tidak menimbulkan kematian karena
penggumpalan darah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
cara menentukan golongan darah seseorang
?
2. Berapa
lama waktu yang diperlukan
untuk koagulasi atau
darah membeku ?
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui waktu yang diperlukan darah membeku (koagulasi).
D. Manfaat Penelitian
1. Pembaca
mendapatkan informasi mengenai golongan darah dan penggolongan darah.
2. Pembaca
mendapatkan informasi tentang koagulasi.
3. Menambah
ilmu pengetahuan terhadap pembaca dan penulis.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Darah
Darah adalah cairan yang
terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
B. Penggolongan darah
Golongan
darah manusia dibagi menjadi beberapa macam. Hal ini dapat dilihat dari
aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah
seseorang. Penggolongan darah ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Lendsteiner
dan Donath. Di dalam darah manusia terdapat aglutinogen (antigen) pada
eritrosit dan aglutinin (antibodi) yang terdapat di dalam plasma darah. Penemuan Karl Landsteiner diawali dari
penelitiannya, yaitu ketika eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah
orang lain, maka terjadi penggumpalan (aglutinasi). Tetapi pada orang lain,
campuran itu tidak menyebabkan penggumpalan darah. Aglutinogen (aglutinin) yang
terdapat pada eritrosit orang tertentu dapat bereaksi dengan zat aglutinin
(antibodi) yang terdapat pada serum darah.
Aglutinogen
dibedakan menjadi dua yaitu:
·
Aglutinogen A : memiliki enzim glikosil
transferase yang mengandung glutiasetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya.
·
Aglutinogen B : memiliki enzim galaktose pada
rangka glikoproteinnya.
Aglutinin
dibedakan menjadi aglutinin α dan β .
Darah
seseorang memungkinkan dapat
mengandung aglutinogen A saja atau aglutinogen B saja. Tetapi kemungkinan juga dapat mengandung aglutinogen A dan B.
Ada juga yang tidak mengandung
aglutinogen sama sekali. Adanya aglutinogen dan aglutinin inilah yang menjadi dasar penggolongan darah manusia
berdasarkan sistem ABO.
Menurut
sistem ABO, golongan darah manusia dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai
berikut:
1. A
Apabila di dalam sel
darah seseorang mengandung aglutinogen A dan serumnya mengandung aglutinin β
sehingga dapat dirumuskan (A, β ).
2. B
Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen B, sedangkan dalam serumnya terdapat aglutinin α sehingga dirumuskan (B, α)
Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen B, sedangkan dalam serumnya terdapat aglutinin α sehingga dirumuskan (B, α)
3. AB
Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen A dan B, sedangkan di dalam serumnya tidak mengandung aglutinin, sehingga dapat dirumuskan (AB,–)
Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen A dan B, sedangkan di dalam serumnya tidak mengandung aglutinin, sehingga dapat dirumuskan (AB,–)
4. O
Apabila di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen sedangkan dalam serumnya mengandung aglutinin α dan β sehingga dapat dirumuskan (-,αβ)
Apabila di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen sedangkan dalam serumnya mengandung aglutinin α dan β sehingga dapat dirumuskan (-,αβ)
Pada penelitiannya, Leindsteiner juga menemukan aglutinogen
yang terdapat pada darah kera, Maccacus rhesus, sehingga diberi nama
aglutinogen rhesus. Dari fakta ini, kemudian golongan darah dibedakan menjadi
dua, yaitu sebagai berikut:
1.
Golongan darah Rh+
Jika
di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen rhesus.
2.
Golongan darah Rh–
Jika
di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen rhesus.
Sistem
rhesus ini dalam tranfusi darah juga harus diperhatikan. Apabila golongan darah
Rh + maka tidak boleh digunakan sebagai donor untuk golongan darah Rh-, karena
bisa terjadi aglutinasi (penggumpalan). Pada kasus lain, jika seorang ibu yang
memiliki golongan darah Rh- kemudian mengandung bayi dengan golongan darah Rh+,
maka sel darah bayi akan rusak dan menyebabkan penyakit bawaan, yaitu penyakit
kuning atau eritroblastosis fetalis.
Berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, golongan darah dapat dibedakan sebagai berikut:
·
Individu dengan golongan darah A
memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
·
Individu dengan golongan darah B
memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen A dalam serum darahnya.
·
Individu dengan golongan darah AB
memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan
antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah
AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
·
Individu dengan golongan darah O
memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A
dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan
darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat
menerima darah dari sesama O-negatif
C. Koagulasi
Koagulasi
adalah suatu proses yang rumit di dalam sistem koloid darah yang memicu partikel
koloidal terdispersi
untuk memulai proses pembekuan dan membentuk trombus. Koagulasi adalah bagian penting dari hemostasis,
yaitu saat penambalan dinding pembuluh darah yang rusak oleh keping darah dan faktor koagulasi
(yang mengandung fibrin) untuk
menghentikan pendarahan dan memulai proses perbaikan.
Kelainan koagulasi dapat meningkatkan risiko pendarahan atau trombosis.
Proses koagulasi terjadi segera setelah terjadinya luka
pada pembuluh darah dengan
rusaknya endotelium.
Proses pembekuan darah sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor intrinsik (mis. fibrinogen, protrombin, proconvertin dll) dan
ekstrinsik darah (mis. tromboplastin jaringan, tromboplastin pembuluh, luka,
permukaan kasar/halus, suhu lingkungan, pengenceran, dan bahan antikoagulas
dll.) Permukaan kasar, suhu lungkungan panas, dan pengadukan mempercepat
penggumpalan, sedangkan permukaan halus, suhu lingkungan dingin, dan
pengenceran menghambat proses koagulasi. Sementara itu antikoagulan seperti
EDTA, heparin, natrium sitrat/oxalat akan menghentikan proses koagulasi
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
·
Blood
lancet (jarum franke)
·
Tusuk gigi
·
Stopwatch
·
Kaca
objek
2. Bahan
·
Kapas
·
Alkohol 70%
·
Satu tetes darah kapiler
·
Antiserum A
·
Antiserum B
B. Langkah Kerja
1.
Menentukan
golongan darah
a) Menyiapkan
sebuah kaca bening yang bersih.
b) Memijit
ujung jari manis dan membersihkan dengan alkohol 70% .
c) Menusuk
ujung jari manis dengan blood lancet (jarum franke).
d) Meneteskan
darah yang keluar pada 3 tempat:
·
Dengan zat anti-A
·
Dengan zat anti-B
e) Mengaduk
tetesan darah yang telah ditetesi serum dengan menggunakan tusuk gigi.
f) Mengamati
dengan seksama setiap tetes darah, apakah terjadi aglutinasi atau tidak.
g) Mencatat hasil pengamatan pada tabel
pengamatan.
2.
Menentukan
waktu koagulasi
a) Meneteskan
sampel darah satu tetes besar pada gelas obyek dan saat selesai menetes hitung
waktu dengan stopwatch.
b) Setiap 1 menit, menusukkan tusuk gigi pada darah.
c) Jika
pada saat menusuk terakhir terdapat darah (benang
fibrin) yang melekat
pada ujung tusuk gigi
berarti sudah terjadi koagulasi.
d) Mencatat waktu koagulasi.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu
penelitian : Sabtu, 12 November 2011
Tempat
penelitian : Laboratorium Biologi SMA N 1
Jetis
BAB IV
DATA
DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
Nama
|
Golongan
Darah
|
Anti-A
|
Anti-B
|
Waktu
|
Putri Sukma
|
A
|
ü
|
-
|
03.40
|
Septi
|
O
|
-
|
-
|
04.47
|
Trispa
|
A
|
ü
|
-
|
09.19
|
Icha
|
AB
|
ü
|
ü
|
03.39
|
Isti
|
O
|
-
|
-
|
02.25
|
Choti
|
A
|
ü
|
-
|
05.43
|
Ika
|
O
|
-
|
-
|
03.57
|
Yuliana
|
B
|
-
|
ü
|
07.00
|
Mita
|
O
|
-
|
-
|
05.00
|
B. Pembahasan
Dalam menentukan
golongan darah yang harus dilakukan yaitu menyiapkan sebuah kaca bening yang bersih, memijit ujung jari manis dan
membersihkan dengan alkohol 70%
, menusuk
ujung jari manis dengan blood lancet (jarum franke), meneteskan darah yang keluar pada 3
tempat dengan
ditambahkan zat anti-A, zat anti-B, kemudian mengaduk tetesan darah yang telah
ditetesi serum dengan menggunakan tusuk gigi, lalu mengamatinya. Yang terakhir mencatat hasil
pengamatan.
Hasil
yang didapatkan dari langkah-langkah tersebut, yaitu
·
Sampel darah yang
ditetesi serum anti-A mengalami penggumpalan atau menggumpal, berarti darah ini termasuk
golongan darah A.
·
Sampel darah yang ditetesi serum anti-B mengalami penggumpalan atau menggumpal, berarti darah ini termasuk golongan
darah B.
·
Sampel
darah yang ditambahkan serum
anti-A menggumpal. Dan
pada sampel darah yang sama ditambah
serum anti-B, ini pun mengalami penggumpalan atau
menggumpal, berarti
darah ini termasuk golongan darah AB.
·
Sampel
darah yang ditambahkan
serum anti-A tidak
menggumpal. Dan pada
sampel darah yang sama ditambah serum anti-B, ini pun tidak menggumpal,
berarti darah ini termasuk
golongan darah O.
Dr. Karl Landsteiner dan Donath menjelaskan bahwa di dalam darah manusia
terdapat aglutinogen (antigen) pada eritrosit dan aglutinin (antibodi) yang
terdapat di dalam plasma darah.
Aglutinogen adalah antigen dalam sel yang membuat sel peka terhadap aglutinasi.
Ada dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Aglutinin
adalah substansi yang menyebabkan aglutinasi atau penggumpalan. Bila dalam sel
darah seseorang tidak terdapat aglutinogen A, maka dalam plasma akan terbentuk
antibodi yang dikenal sebagai aglutinin A (anti-A) dan bila dalam sel darah
merah tidak terdapat aglutinogen B, dalam plasma terbentuk antibodi yang
dikenal sebagai aglutinin B (anti-B). Seseorang yang memiliki golongan darah A,
di dalam sel darahnya terdapat aglutinogen A dan dalam plasma darah terdapat
aglutinin B (anti-B). Seseorang yang
memiliki golongan darah B, di dalam sel darahnya terdapat aglutinogen B dan di dalam
plasma darah terdapat agglutinin A (anti-B). Seseorang yang memiliki golongan
darah AB, di dalam darahnya terdapat aglutinogen A dan B, dan di dalam plasma
darahnya tidak terdapat aglutinin sehingga jika darahnya ditetesi serum anti-A
dan anti-B, maka darahnya menggumpal. Seseorang yang memiliki golongan darah O,
di dalam darahnya tidak terdapat aglutinogen, tetapi di dalam plasma darahnya
terdapat aglutinin A dan B sehingga jika ditetesi serum anti-A dan B, darahnya
tidak menggumpal.
Dalam menentukan waktu koagulasi,
yang perlu dilakukan, yaitu meneteskan sampel darah satu tetes besar
pada gelas obyek dan saat selesai menetes hitung waktu dengan stopwatch dan setiap 1 menit menusukkan tusuk gigi pada darah. Jika pada saat menusuk terakhir terdapat darah (benang fibrin) yang melekat pada ujung tusuk gigi berarti sudah
terjadi koagulasi. Kemudian
mencatat waktu koagulasi.
Dari langkah-langkah tersebut, hasil
yang didapatkan yaitu waktu yang diperlukan darah seseroang untuk membeku berbeda-beda.
Ada sampel darah yang membeku dalam waktu 2 dan ada sampel darah yang membeku
dalam waktu yang lama yaitu 9 menit. Perbedaan waktu yang diperlukan darah
membeku, disebabkan oleh faktor intrinsik (fibrinogen, protrombi) dan
ekstrinsik darah (tromboplastin jaringan, suhu lingkungan dan bahan
antikoagulan). Pengadukan mempercepat pembekuan, sedangkan suhu lingkungan
dingin dan pengenceran menghambat proses koagulasi. Sementara itu antikoagulan
seperti EDTA, heparin, natrium sitrat/oxalat akan menghentikan proses
koagulasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Di
dalam darah manusia terdapat aglutinogen (antigen) pada eritrosit dan aglutinin
(antibodi) yang terdapat di dalam plasma darah.
2.
Seseorang
yang memiliki golongan darah A, di dalam sel darahnya terdapat aglutinogen A
dan dalam plasma darah terdapat aglutinin B (anti-B), sehingga jika ditetesi
serum anti B, darahnya akan menggumpal.
3.
Seseorang
yang memiliki golongan darah B, di dalam sel darahnya terdapat aglutinogen B
dan di dalam plasma darah terdapat agglutinin A (anti-A), sehingga jika
darahnya ditetesi serum anti-A, darahnya menggumpal.
4.
Seseorang
yang memiliki golongan darah AB, di dalam darahnya terdapat aglutinogen A dan
B, dan di dalam plasma darahnya tidak terdapat aglutinin sehingga jika darahnya
ditetesi serum anti-A dan anti-B, maka darahnya menggumpal.
5.
Seseorang
yang memiliki golongan darah O, di dalam darahnya tidak terdapat aglutinogen,
tetapi di dalam plasma darahnya terdapat aglutinin A dan B sehingga jika
ditetesi serum anti-A dan B, darahnya tidak menggumpal.
6.
Waktu
membekunya darah (koagulasi) seseorang berbeda.
7. Faktor yang mempengaruhi pembekuan
darah, yaitu faktor intrinsik (fibrinogen, protrombi) dan ekstrinsik darah
(tromboplastin jaringan, suhu lingkungan dan bahan antikoagulan).
B. Saran
Jika akan
melakukan praktikum untuk menentukan golongan darah, bersihkan jari manis
dengan alcohol 70% agar terhindar dari bakteri. Tusuk jari dengan blood lancet
yang baru jangan bekas. Jangan sampai salah menetesi
sampel darah dengan anti A
maupun anti B. Dalam mengaduk darah dengan tusuk gigi jangan di gunakan secara
bergantian. Amati reaksi darah yang terjadi dan jangan tergesa-gesa dalam
mengamati agar kita dapat menentukan golongan darahnya. Dalam menghitung waktu
koagulasi/ waktu darah membeku gunakan stopwatch dengan teliti,
aduklah darah dengan tusuk gigi sesuai waktu yang ditentukan.
Dan jangan sampai salah mengamati waktu
saat koagulasi terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010. Koagulasi. Diambil 18 November
2011
Fredi. 2009. Koagulasi.
Diambil 18 November 2011
Pratiwi, D.A, dkk. 2005. BUKU PENUNTUN BIOLOGI SMA
UNTUK KELAS XI 2. Jakarta : Erlangga.
Priadi,
Arif. 2009. Biologi SMA XI. Yudhistira : Bogor.
http://akiuniya.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar