BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam
dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan
sehari-hari, dikenal berbagai
zat yang digolongkan
sebagai asam, misalnya
asam cuka, asam sitrun, asam jawa, asam belimbing serta “asam lambung”. Salah
satu sifat asam adalah rasanya yang masam. Demikian juga, terdapat berbagai zat
yang digolongkan
sebagai basa, misalnya kapur sirih, kuastik soda, air sabun dan air abu. Salah
satu sifat basa adalah dapat melarutkan lemak dan rasanya pahit. Itulah
sebabnya abu (abu gosok) digunakan untuk mencuci piring.
Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dapat
dibedakan ke dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa atau
bersifat netral (tidak asam dan tidak basa). Sifat larutan tersebut dapat
ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang
akan menghasilkan warna berbeda dlm larutan asam dan basa. Oleh sebab itu,
dilakukan penelitian untuk mengetahui sifat-sifat asam dan basa, dan cara
menunjukkan asam dan basa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pengaruh sifat beberapa larutan yang diuji menggunakan indikator alami dan
indikator buatan?
2. Apa
warna yang ditimbulkan pada tiap larutan yang diuji menggunakan indikator alami
dan indikator buatan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk
menguji sifat beberapa larutan menggunakan indikator alami dan indikator buatan.
2. Untuk mengetahui warna yang ditimbulkan pada tiap
larutan yang diuji menggunakan indikator alami dan indikator buatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat
mengetahui sifat-sifat larutan.
2. Dapat
mengetahui warna pada tiap larutan yang telah diuji menggunakan indikator alami
dan indikator buatan.
BAB
II
DASAR TEORI
A. pH
pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman suatu larutan. Larutan asam
mempunyai pH lebih kecil dari 7, larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7,
sedangkan larutan netral mempunyai pH= 7.
B. Asam dan Basa
Menurut
Arrhenius, Asam adalah suatu bahan yang apabila dilarutkan di dalam air, menghasilkan ion H+
(ion hidrogen). Basa adalah suatu bahan yang apabila dilarutkan di dalam
air, menghasilkan ion OH- (ion hidroksida).
Beberapa
sifat asam yang dapat diamati di sekeliling kita, antara lain :
- Berasa masam
- Terasa sangat pedih bila terkena kulit (korosif)
- Bereaksi dengan logam-logam, menghasilkan gas hidrogen
- Bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus biru menjadi merah
Beberapa
sifat basa yang dapat diamati di sekeliling kita, antara lain :
- Berasa pahit
- Terasa licin di kulit
- Bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus merah menjadi biru
- Bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air
C. Indikator pH
Indikator adalah zat-zat warna yang mengalami perubahan warna
karena keberadaan asam atau basa. Para kimiawan memiliki banyak indikator yang
akan berubah pada perubahan kecil pH. Dua indikator yang paling banyak
digunakan adalah kertas lakmus dan fenolftalein.
1. Kertas
Lakmus
Sifat
asam atau basa suatu larutan dapat juga diidentifikasi menggunakan kertas
lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus yaitu:
a. Kertas lakmus warna biru. Di dalam larutan
asam, warna kertas berubah menjadi merah, sedangkan di dalam larutan netral
atau basa, warna kertas tidak berubah (tetap biru).
b. Kertas lakmus warna merah. Di dalam larutan
basa, warna kertas berubah menjadi biru, sedangkan di dalam larutan netral atau
asam, warna kertas tidak berubah (tetap merah).
2. Fenolftalein (Pp)
Fenolftalein merupakan indikator lain yang biasa digunakan. Hingga
beberapa tahun yang lalu, fenolftalein digunakan
sebagai zat aktif pada obat pencahar. Fenolftalein jernih dan tidak berwarna di dalam larutan asam dan akan berwarna merah
di dalam larutan basa. Dan pada
larutan netral akan berwarna jernih atau tidak berwarna. Indikator
ini biasanya digunakan dalam proses titrasi,
yaitu proses penentuan konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui
berdasarkan reaksi dengan basa atau asam yang telah diketahui konsentrasinya.
3. Ekstrak Kulit Manggis
Kulit
buah manggis yang berwarna ungu akan berubah menjadi cokelat kemerahan jika berada dalam lingkungan asam. Dalam lingkungan basa, ekstrak kulit buah manggis
akan berubah menjadi warna biru kehitaman.
4. Ekstrak
Kelopak Bunga
Ekstrak
kembang sepatu yang berwarna merah jika ditambahkan ke larutan asam akan tetap
merah. Jika ditambahkan ke larutan basa akan berubah warna menjadi kuning
kehijauan.
5. Metil
merah
Metil
Merah (Methyl Red ) adalah senyawa organik yang memiliki rumus kimia
C15H15N3O2, senyawa ini banyak dipakai untuk indikator titrasi asam basa.
Indikator ini berwarna merah pada larutan asam, berwarna kuning pada larutan basa, dan berwarna kuning pada larutan
netral.
D. Alkohol
Alkohol sering dipakai
untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol;
dan kadang untuk minuman yang
mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan
sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol
yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki
pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol
(atau alkanol) adalah istilah
yang umum untuk senyawa organik
apa pun yang memiliki gugus hidroksil
(-OH) yang terikat pada atom karbon,
yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon
lain.
E. Natrium hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida
(NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium
Hidroksida terbentuk dari oksida
basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida
membentuk larutan alkalin
yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang
industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas,
tekstil, air minum, sabun
dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang
paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
· Pelat
tetes
· Pipet
tetes
2.
Bahan
1. Air
suling/akuades 7. Larutan
gila 13. Lakmus
merah
2. Air
sumur 8.
Larutan garam 14.
Lakmus biru
3. Air
kapur 9.
Larutan cuka 15. fenoltlatein
4. Air
sabun 10.
Larutan amonia 16. Metil
merah
5. Air
jeruk 11.
Larutan NaOH 17. Ekstrak
kulit manggis
6. Larutan
alkohol 12. Larutan HCL 18. Ekstrak bunga
B. Langkah Kerja
1. Menyiapkan
pelat tetes. Meneteskan larutan yang akan diuji ke dalam 6 cekungan pelat tetes
sebanyak 3/4 dari volume cekungan.
2. Cekungan 1 + 1 cm kertas lakmus merah, mengamati warna
kertas lakmus.
3. Cekungan
2 + 1 cm kertas lakmus biru, mengamati
warna kertas lakmus.
4. Cekungan
3 + 2 tetes indikator fenoltlatein,
mengamati perubahan warna yang terjadi.
5. Cekungan
4 + 2 tetes indikator metil merah, mengamati perubahan warna yang terjadi.
6. Cekungan
5 + 2 tetes ekstrak kulit manggis, mengamati perubahan warna yang terjadi.
7. Cekungan
6 + 2 tetes ekstrak bunga, mengamati perubahan warna yang terjadi.
8. Melakukan hal
yang sama terhadap semua larutan
uji.
9. Mencatat
hasil pengamatan dan memasukan terhadap tabel
hasil pengamatan.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan : Senin, 9
januari 2012
BAB IV
DATA DAN
PEMBAHASAN
A. Data
No
|
Larutan
|
Pengamatan warna
|
Sifat larutan
|
|||||||
Lakmus merah
|
Lakmus biru
|
Fenolftalein
|
Metil merah
|
Ekstrak kulit manggis
|
Ekstrak kelopak bunga
|
Asam
|
Basa
|
Netral
|
||
1
|
Akuades
|
Merah
|
Biru
|
Bening
|
Kuning
|
Pink
samar
|
Abu-abu
|
ü
|
||
2
|
Air
sumur
|
Merah
|
Biru
|
Merah
|
Kuning
|
Pink
samar
|
Abu-abu
|
ü
|
||
3
|
Air
kapur
|
Merah
|
Biru
|
Bening
|
Kuning
|
Coklat
|
Abu-abu
|
ü
|
||
4
|
Air
sabun
|
Biru
|
Biru
|
Bening
|
Kuning
|
Pink
samar
|
Abu-abu
|
ü
|
||
5
|
Air
jeruk
|
Merah
|
Merah
|
Kuning
|
Merah
|
Merah
|
orange
|
ü
|
||
6
|
Larutan
gula
|
Merah
|
Biru
|
Bening
|
Kuning
|
Pink
samar
|
Abu-abu
|
ü
|
||
7
|
Larutan
garam
|
Merah
|
Biru
|
Bening
|
Kuning
|
Pink
samar
|
Abu-abu
|
ü
|
||
8
|
Larutan
cuka
|
Merah
|
Merah
|
Bening
|
Merah
|
Pink
|
Abu-abu
pink
|
ü
|
||
9
|
Larutan
amonia
|
Biru
|
Biru
|
Merah
|
Kuning
|
Hijau
lumut
|
Ungu
pudar
|
ü
|
||
10
|
Larutan
alkohol
|
Merah
|
Biru
pudar
|
Merah
pudar
|
Kuning
|
Hijau
pudar
|
Biru
pudar
|
ü
|
||
11
|
Larutan
HCl
|
Merah
|
Merah
|
Bening
|
Merah
|
Pink
|
Pink
|
ü
|
||
12
|
Larutan
NaOH
|
Biru
|
Biru
|
Merah
|
Kuning
|
Coklat
tua
|
Hijau
tua
|
ü
|
B. Pembahasan
Data
di atas didapatkan setelah larutan diuji dengan menggunakan indikator pH alami
dan buatan :
1.
Lakmus
merah dan biru
Dengan menggunakan indikator lakmus merah dan biru :
·
Larutan
asam akan berwarna merah.
·
Larutan
basa akan berwarna biru.
·
Larutan
netral akan berwarna merah jika diuji dengan lakmus merah dan berwarna biru
jika diuji dengan lakmus biru (lakmus tidak berubah warna atau mengikuti warna
lakmus.
2.
Fenolftalein
(Pp)
·
Larutan
asam dan netral tidak berwarna atau jernih.
·
Larutan
basa akan berwarna merah.
3.
Metil
merah (Mm)
·
Larutan
asam akan berwarna merah.
·
Larutan
basa dan netral akan berwarna kuning.
4.
Indikator
alami
Dengan ekstrak kulit manggis :
·
Larutan
asam akan berwarna kemerahan.
·
Larutan
basa akan berwarna kehitaman.
·
Larutan
netral akan berwarna pink samar.
Dengan ekstrak kelopak bunga :
·
Larutan
asam akan berwarna pink.
·
Larutan
basa akan berwarna kehijauan.
Dengan menggunakan indikator pH alami dan buatan di
atas dapat diketahui sifat suatu larutan.
Dengan pengujian menggunakan indikator tersebut dapat diketahui bahwa :
·
Air
jeruk, larutan cuka dan HCl adalah larutan asam.
·
Air
sabun, larutan amonia dan larutan NaOH adalah larutan basa.
·
Aquades,
air sumur, air kapur, larutan gula, larutan garam, dan larutan alkohol adalah
larutan yang netral.
Sifat larutan asam adalah berasa masam, terasa sangat pedih bila terkena kulit (korosif), bereaksi dengan logam-logam, menghasilkan gas hidrogen, dan bereaksi
dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus biru menjadi merah, sedangkan sifat dari larutan basa adalah berasa pahit, terasa licin
di kulit, bereaksi
dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus merah menjadi biru dan bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air.
Larutan asam memiliki ph di bawah 7, larutan basa memiliki pH di atas 7 dan
larutan netral memiliki pH = 7.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas
dapat disimpulkan bahwa :
1.
Air
jeruk, larutan cuka dan HCl adalah larutan asam.
2.
Air
sabun, larutan amonia dan larutan NaOH adalah larutan basa.
3. Indikator pH dapat digunakkan untuk mengetahui sifat
suatu larutan.
4.
Ada
dua macam indikator pH, yaitu indikator alami, misalnya ekstrak kulit manggis
dan ekstrak kelopak bunga, dan indikator
buatan, misalnya lakmus merah, lakmus biru, fenolftalein, dan metil merah.
5. Larutan
asam dan basa akan memberikan reaksi terhadap indikator, yaitu terjadi
perubahan warna tertentu, bergantung
pada indikator yang digunakan. Sedangkan larutan netral cenderung mengikuti
warna indikator atau tidak mengalami perubahan warna.
6.
Salah
satu sifat larutan asam yaitu berasa asam dan bereaksi
dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus biru menjadi merah.
7.
Salah satu
sifat larutan basa yaitu berasa pahit dan bereaksi dengan kertas lakmus dan
mengubah lakmus merah menjadi biru.
8.
Larutan
asam memiliki pH < 7, larutan basa memiliki pH > 7 dan larutan netral
memiliki pH= 7.
B. Saran
Jika
kita akan melakukan percobaan pengujian larutan menggunakan indikator alami dan buatan untuk mengetahui pH asam dan basa suatu larutan harus teliti
dan cermat dalam melakukan percobaan dan pengamatan . Jangan tergesa-gesa dalam
melakukan percobaan agar dapat menghasilkan data yang akurat. Lalukan sesuai
aturan yang telah ditentukan. Dalam mengambil larutan yang dituangkan di dalam
tetes jangan terlalu banyak maupun
sedikit. Dalam pengamatan warna harus cermat dan sesuai percobaan, jangan
memalsukan data percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Indikator pH. Diambil tanggal 11 Januari 2012
Anonim. Alkohol. Diambil tanggal 11 Januari 2012
Anonim. Metil Merah. Diambil tanggal 11 Januari 2012
Anonim. Natrium hidroksida. Diambil tanggal 11 Januari 2012
Andi. Fenolftalein. Diambil tanggal
11 Januari 2012
Purba, Michael. 2004. KIMIA untuk SMA KELAS XI 2B. Jakarta : Erlangga.
Purba,
Michael. 2007. KIMIA UNTUK SMA
KELAS XI. Jakarta: Erlangga.
2 komentar:
:n:
:a:
Posting Komentar