Pada
suatu pagi,
pohon pepaya milik Sali dalam keadaan roboh membelintang di tanah.
Banyak buah pepaya yang
sudah ranum, lumat berlepotan di timpa
batang papaya. Sali
merasa linglung dan sedih melihat pohon pepayanya itu tumbang dengan banyaknya
getah yang meleleh menetes-netes ke tanah.
Datanglah
seorang tetangga dari sebelah rumah Sali yang ikut menyaksikan musibah itu.
Sali memulai pembicaraan dengan menunjukkan pohon
pepayanya yang roboh dengan bekas bacokan. Tetangganya hanya diam dan
menganggukkan kepalanya, mendengarkan cerita Sali yang kelihatan sangat sedih karena
kehilangan sebatang pohon pepaya.
Lalu tetangganya menyarankan Sali untuk melapor dulu pada Pak Lurah. Kemudian Sali segera pergi ke kelurahan
pada saat itu
juga, dengan langkah yang agak cepat meskipun ia belum
sarapan.
Ketika
sampai di kelurahan ia segera bertemu Pak Lurah dan segera menyampaikan masalahnya tentang
pohon pepayanya.
Tetapi, Pak Lurah malah menceritakan
kejadian yang menimpa Dulah dan Bidin. Hanya karna masalah dua kilo beras,
seorang kehilangan nyawanya dan yang lain meringkuk dalam penjara. Merasa
masalahnya dianggap ringan oleh Pak Lurah, Sali memutuskan
untuk pergi ke kecamatan karena ia
bersikeras untuk mengusut tuntas masalahnya itu. Setibanya di kecamatan ia
tidak bertemu Pak Camat,
tetapi ia diterima oleh beberapa juru tulis
muda. Ia segera menyampaikan masalahnya
kepada juru tulis muda tersebut.
Tetapi, ia malah mendapat penghinaan
dari juru tulis-juru tulis muda
tersebut tentang masalahnya itu.
Akhirnya Sali memutuskan untuk pergi ke kantor polisi
desa.
Setibanya di sana, ia langsung masuk ke dalam kantor dan melaporkan segala kejadian yang
terjadi di halaman rumahnya. Tetapi polisi desa itu malah memaki-makinya dan memarahinya karena ia
menyampaikan masalah yang seharusnya tidak perlu dilaporkan.
Kemudian, Sali pulang
ke rumahnya,
namun setibanya di pekarangan rumah, Sali langsung roboh ke tanah tak sadarkan diri.
Keluarganya segera mengangkat Sali ke
dalam rumah dan dibaringkan di
atas bale-bale di kamarnya.
Banyak dukun kampung yang telah didatangkan ke
rumah untuk menyadarkan Sali.
Hingga akhirnya pada tengah malam terdengar suara
pekikan istri Sali yang membuat semua warga menjadi penasaran dan mengunjungi
rumah Sali. Ternyata,
Sali telah meninggal dunia setelah pingsan cukup lama.
Akhirnya istri Sali pun mengungkapkan bahwa dialah
orang yang telah menebang pohon pepaya itu semalam, karena anak-anak memanjati
pohon pepaya tersebut.
Unsur-unsur Resensi
|
Kelengkapan
|
Uraian
|
|
Identitas buku
|
a.
judul
|
Gerhana
|
|
b.
nama pengarang
|
Muhammad Ali
|
||
c.
kota dan nama penerbit
|
Jakarta,
Pustaka Utama Grafiti
|
||
d.
tahun dan edisi penerbitan
|
2008, cetakan IV (edisi khusus)
|
||
e.
tebal buku
|
164 halaman
|
||
Kepengarangan
|
a.
latar belakang
|
·
lahir di Surabaya, 23 April 192.
·
sekolah di MULO (tidak selesai),
·
kursus di Keimin Bunka Shidoso
|
|
b.
karier kepenulisan
|
Mantan Ketua Dewan Kesenian Surabaya (1976-1978)
|
||
c.
karya-karyanya
|
·
Persetujuan dengan Iblis (novel, 1954)
·
Hitam Atas Putih (drama dan kumpulan cerpen,
1959)
·
Ibu Kita Raminten (novel, 1982)
·
Sastra dan Manusia (kumpulan esai,1986)
|
||
d.
gaya pengarang
|
·
Menggunakan bahasa daerah
·
Memberikan unsur jenaka pada cerpennya
·
Menggunakan kata-kata yang tidak
memberikan arti langsung
|
||
Keunggulan dan kelemahan
|
a.
tema
|
|
Keadilan dalam hukum
|
b.
amanat
|
Jangan selalu memaksakan kehendak diri sendiri dan
juga jangan melebih-lebihkan suatu masalah yang kecil,
sehingga suatu masalah akan mudah terselesaikan tanpa terjadinya suatu hal
yang menyedihkan, yang tidak diinginkan.
|
||
c.
alur
|
|
Alur maju
|
|
d.
penokohan
|
·
Sali: keras
kepala, suka melebih-lebihkan, tetap pada pendiriannya, tak mau kalah, tak
mudah putus asa. Tetangga: peduli, baik.
·
Pak Lurah: mudah
tersinggung, tegas, bijaksana.
·
Juru tulis:
usil, suka bercanda.
·
Polisi desa:
tegas, pemarah.
·
Istri Sali:
tidak bertanggung jawab, ambil keputusan
sendiri.
|
||
e.
latar
|
·
Latar tempat : pekarangan rumah Sali, kelurahan, kantor
kecamatan, kantor polisi
·
Latar waktu : pagi hari.
·
Latar suasana : sedih, tegang.
|
||
f.
bahasa
|
mudah dimengerti
|
||
Kesimpulan dan saran
·
Kesimpulan
Kumpulan cerpen “Gerhana” lebih banyak mengisahkan orang-orang kecil,
seperti lonte, pedagang, yang merupakan masyarakat kelas bawah. Kumpulan
cerpen ini memberikan nilai-nilai kehidupan bagi para pembacanya. Contohnya
pada cerpen yang berjudul Gerhana. Di dalam cerita tersebut diceritakan bahwa
seseorang yang bernama Sali tidak menyerah untuk mendapat keadilan. Dan
Muhammad Ali mampu membawa pembaca dalam memahami cerpennya karena bahasa
yang digunakannya mudah untuk dipahami dan kata-kata yang digunakan sangat
indah dan memiliki arti yang mendalam.
·
Saran
Bagi pembaca yang sangat menyukai cerita yang mengisahkan orang-orang
kecil, maka kumpulan cerpen “Gerhana” akan mampu memuaskan hasrat para
pembaca.
Dalam membaca kumpulan cerpen ini, diharapkan dapat membaca seluruh judul
dari cerpen-cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen tersebut karna tema
dan kisah yang terdapat dalam setiap cerpen berbeda-beda dan memiliki hal
menarik tersendiri.
|
|||
|
0 komentar:
Posting Komentar