Jumat, 27 September 2013

Teori Masuknya Islam ke Indonesia



A.    Latar Belakang
Ketika Kerajaan Sriwijaya sedang mengembangkan kekuasaannya, sekitar abad ke-7 dan 8 M, Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh perdagang-pedagang Islam. Berdasarkan berita Cina dari zaman Dinasti Tang, pada abad abad ke-7 dan 8 M, di Sumatra dan Kanton (Ghuangzhou) sudah terdapat penganut Islam. Pada masa itu, sudah ada kegiatan pelayaran dan perdagangan antara Barat (Laut Tengah) dan Timur (Asia), yang dilakukan oleh Kerajaan Islam Bani Umayyah dengan Kerajaan Cina di bawah Dinasti Tang yang melalui Selat Malaka.

      Ketika Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran pada abad ke-13 M, kedudukan masyarakat Islam di Pulau Sumatra, Semenanjung Melayu dan pulau-pulau di sekitar Selat Malaka semakin kuat. Berita tentang adanya kerajaan Islam di Sumatra pada abad ke-13 itu dikemukakan oleh Marco Polo yang singgah di Sumatra pada tahun 1292.
      Agama Islam masuk ke Indonesia dengan perlahan-lahan dan bertahap mulai abad ke-7 M dan mendapatkan bentuknya secara politik pada abad ke-13. Sedangkan yang menyebarkan agama Islam terdiri dari atas berbagai bangsa :
·         Gujarat : Islam dipercaya datang dari wilayah Gujarat (India) melalui peran para pedagang India muslim pada sekitar abad ke-13 M. Dengan bukti antara lain :
-          batu nisan di Indonesia sama dengan di India
-          jalan dagang India-Indonesia lebih ramai
-          Adat istiadat dan budaya India islam.
·         Arab : Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah melalui jasa para pedagang Arab muslim sekitar abad ke-7 M. Dengan bukti antara lain :
-          Gelar Al-Malik yang dipakai raja-raja Samudera Pasai sama dengan gelar raja di Mesir.
-          Menurut al Mas’udi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas Arab dari Oman, Hidramaut, Basrah, dan Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya, sekitar Sumatra, Jawa, dan Malaka.
-          Munculnya nama “kampong Arab” dan tradisi Arab di lingkungan masyarakat, yang banyak mengenalkan Islam.
-          kitab ‘Aja’ib al-Hind yang ditulis al-Ramhurmuzi sekitar tahun 1000 M, dikatakan bahwa para pedagang muslim telah banyak berkunjung kala itu ke kerajaan Sriwijaya
-          Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafii, dimana pengaruh mazhab Syafii terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah.
·         Persia : Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar abad ke-13 M. Dengan bukti antara lain :
-          adanya upacara Tabut (peringatan kematian Hasan dan Husein),
-          nama daerah ”Leran” yang merupakan nama suku di Persia
-          di Persia ada tulisan ”Pegonyang merupakan tulisan Jawa.
-          Gelar “Syah” bagi raja-raja di Indonesia.
-          Pengaruh aliran “Wihdatul Wujud” (Syeh Siti Jenar).
·         Cina : Islam tiba di Indonesia melalui para pedagang dan angkatan laut Cina (Ma Huan, Laksamana Cheng Ho) di pantai dan pedalaman Jawa dan Sumatera, dengan bukti antar lain :
-          Gedung Batu di Semarang (masjid gaya Cina).
-          Beberapa makam Cina muslim.
-          Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan Cina.

B.     Cara Penyebaran Islam Di Indonesia
1.      Cara Perdagangan
Perdagangan memegang peran utama karena Islam mulai diperkenalkan melalui sejumlah bandar penting yaitu bandar di sekitar Selat Malaka. Perdagangan itu pula yang memungkinkan persebaran pengaruh Islam yang luas di Indonesia, berawal dari pesisir lalu ke pedalaman. Pengenalan nilai dan ajaran Islam oleh pedagang muslim mancanegara dimungkinkan oleh kesempatan menetap cukup lama di bandar-bandar Indonesia, sambil menunggu pergantian musim.
2.      Cara Perkawinan
Bagi masyarakat setempat, pedagang muslim mancanegara dianggap sebagai kalangan terpandang, baik kekayaan maupun pengetahuannya. Kedudukan itu menarik kalangan penguasa pribumi (bangsawan) untuk menikahkan anak gadisnya dengan para pedagang itu. Sebelum menikah, sang gadis menjadi muslim terlebih dahulu. Kedua bentuk perkawinan tersebut membentuk keluarga muslim. Kemudian berkembang menjadi perkampungan muslim lalu masyarakat muslim. Misal, Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawungaten.
3.      Cara Pendidikan
Pengenalan dan penyebaran ajaran serta nilai-nilai Islam melalui pendidikan dilakukan setelah masyarakat muslim pribumi terbentuk. Pendidikan diselenggarakan oleh ulama, kyai dan guru agama. Mereka mendirikan pondok-pondok pesantren. Para santri yang telah menyelesaikan pendidikannya akan berdakwah mengajarkan Islam sehingga pengaruh Islam meluas.  
4.      Cara Politik
Penyebaran islam secara politik dilakukan oleh para penguasa. Mereka mempunyai pengaruh dan berwibawa, mereka menjadi panutan rakyatnya. Akibatnya, semakin luas pengaruh politik sang penguasa, semakin luas pula penyebaran pengaruh Islam.
5.      Cara Kesenian
Pertunjukan wayang merupakan salah satu sarana kesenian yang digunakan untuk menyebarkan Islam. Ttokoh termashur yang mahir mementaskan wayang adalah Sunan Kalijaga. Selama pementasan disisipkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Selesai pertunjukan,“sang dalang” tidak meminta upah melainkan mengajak para penonton mengikutinya mengucapkan kalimay syahadat.

C.    Penyebar Islam Di Indonesia
1.      Peran Ulama
Agama Islam yang mulanya dibawa oleh para pedagang dari Arab, Persia, Gujarat (India) dan Cina, kemudian disebarkan dan dikembangkan oleh para ulama Indonesia seperti :
·         Dato’ri Bandang dan dato Sulaeman yang menyebarkan agama Islam di Gowa dan Tallo, Sulawesi Selatan
·         Dato’ri Bandang bersama Tuan Tung-gang’ri Parangan melanjutkan penyebaran agama Islam sampai ke Kutai, Kalimantan Timur
·         Para wali yang terkenal dengan sebutan Wali Sanga menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Wali Sanga
Sebenarnya nama wali sanga adalah nama satu dewan ulama di Jawa. Apabila salah satu anggota wali wafat, maka ia digantikan oleh wali yang lain berdasarkan musyawarah. Tiap-tiap wali dan penggantinya mempunyai tugas melanjutkan penyiaran Islam di Pulau Jawa. Nama-nama wali sanga :
a.       Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Persia dan kemudian berkedudukan di Gresik. Dikenal dengan nama Sunan Gresik.
b.      Sunan Ampel, yang semula bernama Raden Rahmat dan berkedudukan di Ampel.
c.       Sunan Bonang, yang semula bernama Mahdun Ibrahim adalah putra Raden Rahmat, berkedudukan di Bonang, dekat Sedayu.
d.      Sunan Drajat, yang semula bernama Syarifudin adalah putra Raden Rahmat, berkedudukan di Drajat, dekat Sedayu.
e.       Sunan Giri, yang semula bernama Raden Paku, murid Sunan Ampel, berkedudukan di Giri, dekat Gresik.
f.       Sunan Muria, yang semula bernama Raden Umar Said, berkedudukan di Gunung Muria, di daerah Kudus.
g.      Sunan Kalijaga, yang semula bernama Joko Said, berkedudukan di Kadilangu dekat Demak.
h.      Sunan Kudus, yang semula bernama Jafar Sidiq, berkedudukan di Kudus.
i.        Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), berkedudukan di Gunung Jati, Cirebon.
                                                                                                                                                                                  
2.      Peran Pedagang
Sejak abad ke-7, pedagang muslim dari Arab, Persia dan Gujarat telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Di samping berdagang, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan menyebarkan agama Islam. Saluran Islamisasi melalui perdagangan sangat intensif dan dinamis. Alasannya :
·         Dalam agama Islam tidak ada pemisahan antara manusia sebagai pedagang dan kewajibannya sebagai muslim untuk menyampaikan ajaran kepercayaannya kepada pihak lain
·         Perdagangan pada masa Islam di Indonesia sangat menguntungkan karena banyak golongan raja dan bangsawan yang ikut dalam kegiatan perdagangan, bahkan menjadi pemilik kapal dan saham.
Hal lain yang dapat mempercepat proses penyebaran Islam melalui perdagangan adalah keadaan politik beberapa kerajaan dimana para adipatinya yang berada di daerah pesisir berusaha melepaskan diri dari pusat. Mereka akan cenderung masuk Islam dan mengembangkan kekuasaannya di kalangan masyarakat pedagang Islam.

D.    Saluran Islamisasi
·         Jalur Utara       : Persia – Afganistan – Pakistan – Gujarad – Indonesia.
·         Jalur Tengah    : Barat Yordania – melewati Samudera – Indonesia.
·          Jalur Selatan   : dari Mesir – Indonesia

E.     Sumber Berita Masuknya Islam Ke Indonesia
·         Berita Arab, Pada abad ke-VII telah datang ke Sriwijaya.
·         Berita Eropa, Pada abad ke-XII, Marcopolo singgah di kerajaan Samudera Pasai.
·         Berita India, pedagang India merupakan pedagang mayoritas di Indonesia.
·         Berita Cina, berasal dari Ma-Huan yang mengikuti perjalanan Laksamana Ceng Ho.
·         Sumber Dalam Negeri, batu nisan Fatimah Binti Maimun (Leran, 1028), makam Sultan Malik Al-Saleh (Sumatera Utara, 1297), makam Syekh maulana Malik Ibrahim (Gersik, 1419).

F.     Sumber Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia
·           Catatan Dinasti Tang
Pada abad ke-7 telah ada pemukiman pedagang Arab di Baros, kota kecil di pantai barat laut Sumatra Utara. Namun belum diketahui pasti apakah penduduk asli di wilayah itu telah memeluk agama Islam.
·           Catatan Marco Polo
Memberitakan adanya masyarakat muslim di Perlak, pada akhir abad ke-13.
·           Catatan Ma-huan
Memberitakan bahwa pada awal abad ke-15, sebagian masyarakat kota di pantai utara Jawa telah memeluk Islam.
·           Suma Oriental dari Tome Pires
Buku musafir Portugis ini memuat catatan lengkap penyebaran agama Islam di Sumatra, Kalimantan, Jawa sampai Maluku sekitar abad ke-16.
·           Tulisan pada nisan di Leran, Gresik
Tulisan berhuruf Arab ini memberitakan wafatnya seorang wanita muslim bernama Fatimah binti Maimun, sekitar abad ke-11.
·           Pemakaman muslim kuno di Tralaya dan Trowulan
Pemakaman dekat Mojokerto ini membuktikan adanya bangsawan Majapahit yang sudah memeluk Islam, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar