A. Latar Belakang
Ketika Kerajaan
Sriwijaya sedang mengembangkan kekuasaannya, sekitar abad ke-7 dan 8 M, Selat
Malaka sudah mulai dilalui oleh perdagang-pedagang Islam. Berdasarkan berita
Cina dari zaman Dinasti Tang, pada abad abad ke-7 dan 8 M, di Sumatra dan
Kanton (Ghuangzhou) sudah terdapat penganut Islam. Pada masa itu, sudah ada
kegiatan pelayaran dan perdagangan antara Barat (Laut Tengah) dan Timur (Asia),
yang dilakukan oleh Kerajaan Islam Bani Umayyah dengan Kerajaan Cina di bawah
Dinasti Tang yang melalui Selat Malaka.
Ketika
Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran pada abad ke-13 M, kedudukan masyarakat
Islam di Pulau Sumatra, Semenanjung Melayu dan pulau-pulau di sekitar Selat
Malaka semakin kuat. Berita tentang adanya kerajaan Islam di Sumatra pada abad
ke-13 itu dikemukakan oleh Marco Polo yang singgah di Sumatra pada tahun 1292.
Agama
Islam masuk ke Indonesia dengan perlahan-lahan dan bertahap mulai abad ke-7 M
dan mendapatkan bentuknya secara politik pada abad ke-13. Sedangkan yang
menyebarkan agama Islam terdiri dari atas berbagai bangsa :
·
Gujarat : Islam dipercaya datang dari wilayah Gujarat (India) melalui
peran para pedagang India muslim pada sekitar abad ke-13 M. Dengan
bukti antara lain :
-
batu nisan di Indonesia sama dengan di
India
-
jalan dagang India-Indonesia lebih ramai
-
Adat istiadat dan budaya India islam.
·
Arab
: Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah melalui jasa
para pedagang Arab muslim sekitar abad ke-7 M. Dengan bukti antara lain :
-
Gelar Al-Malik yang dipakai raja-raja
Samudera Pasai sama dengan gelar raja di Mesir.
-
Menurut
al Mas’udi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas Arab dari Oman, Hidramaut,
Basrah, dan Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya, sekitar Sumatra,
Jawa, dan Malaka.
-
Munculnya nama “kampong Arab” dan
tradisi Arab di lingkungan masyarakat, yang banyak mengenalkan Islam.
-
kitab ‘Aja’ib al-Hind yang ditulis
al-Ramhurmuzi sekitar tahun 1000 M, dikatakan bahwa para pedagang muslim telah
banyak berkunjung kala itu ke kerajaan Sriwijaya
-
Kerajaan Samudra Pasai menganut
aliran mazhab Syafii, dimana pengaruh mazhab Syafii terbesar pada waktu itu
adalah Mesir dan Mekkah.
·
Persia
: Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang dalam
perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar abad ke-13 M. Dengan
bukti antara lain :
-
adanya upacara Tabut (peringatan kematian
Hasan dan Husein),
-
nama daerah ”Leran” yang merupakan nama
suku di Persia
-
di Persia ada tulisan ”Pegon” yang
merupakan tulisan Jawa.
-
Gelar “Syah” bagi raja-raja di
Indonesia.
-
Pengaruh
aliran “Wihdatul Wujud” (Syeh Siti Jenar).
·
Cina : Islam
tiba di Indonesia melalui para pedagang dan angkatan laut Cina (Ma Huan,
Laksamana Cheng Ho) di pantai dan pedalaman Jawa dan Sumatera, dengan bukti
antar lain :
-
Gedung Batu di Semarang (masjid gaya Cina).
-
Beberapa makam Cina muslim.
-
Beberapa wali yang dimungkinkan
keturunan Cina.
B.
Cara Penyebaran Islam Di Indonesia
1. Cara Perdagangan
Perdagangan memegang peran utama karena Islam mulai
diperkenalkan melalui sejumlah bandar penting yaitu bandar di sekitar Selat
Malaka. Perdagangan itu pula yang memungkinkan persebaran pengaruh Islam yang
luas di Indonesia, berawal dari pesisir lalu ke pedalaman. Pengenalan nilai dan
ajaran Islam oleh pedagang muslim mancanegara dimungkinkan oleh kesempatan
menetap cukup lama di bandar-bandar Indonesia, sambil menunggu pergantian
musim.
2. Cara Perkawinan
Bagi masyarakat setempat, pedagang muslim mancanegara
dianggap sebagai kalangan terpandang, baik kekayaan maupun pengetahuannya.
Kedudukan itu menarik kalangan penguasa pribumi (bangsawan) untuk menikahkan
anak gadisnya dengan para pedagang itu. Sebelum menikah, sang gadis menjadi
muslim terlebih dahulu. Kedua bentuk perkawinan tersebut membentuk keluarga
muslim. Kemudian berkembang menjadi perkampungan muslim lalu masyarakat muslim.
Misal, Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawungaten.
3. Cara Pendidikan
Pengenalan dan penyebaran ajaran serta nilai-nilai Islam
melalui pendidikan dilakukan setelah masyarakat muslim pribumi terbentuk.
Pendidikan diselenggarakan oleh ulama, kyai dan guru agama. Mereka mendirikan
pondok-pondok pesantren. Para santri yang telah menyelesaikan pendidikannya
akan berdakwah mengajarkan Islam sehingga pengaruh Islam meluas.
4. Cara Politik
Penyebaran islam secara politik dilakukan oleh para
penguasa. Mereka mempunyai pengaruh dan berwibawa, mereka menjadi panutan
rakyatnya. Akibatnya, semakin luas pengaruh politik sang penguasa, semakin luas
pula penyebaran pengaruh Islam.
5. Cara Kesenian
Pertunjukan wayang merupakan salah satu sarana kesenian yang
digunakan untuk menyebarkan Islam. Ttokoh termashur yang mahir mementaskan
wayang adalah Sunan Kalijaga. Selama pementasan disisipkan ajaran dan
nilai-nilai Islam. Selesai pertunjukan,“sang dalang” tidak meminta upah
melainkan mengajak para penonton mengikutinya mengucapkan kalimay syahadat.
C.
Penyebar Islam Di Indonesia
1.
Peran Ulama
Agama Islam yang mulanya dibawa oleh para pedagang dari
Arab, Persia, Gujarat (India) dan Cina, kemudian disebarkan dan dikembangkan
oleh para ulama Indonesia seperti :
·
Dato’ri Bandang dan dato Sulaeman yang
menyebarkan agama Islam di Gowa dan Tallo, Sulawesi Selatan
·
Dato’ri Bandang bersama Tuan
Tung-gang’ri Parangan melanjutkan penyebaran agama Islam sampai ke Kutai,
Kalimantan Timur
·
Para wali yang terkenal dengan
sebutan Wali Sanga menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Wali Sanga
Sebenarnya nama wali sanga adalah nama satu dewan ulama di
Jawa. Apabila salah satu anggota wali wafat, maka ia digantikan oleh wali yang
lain berdasarkan musyawarah. Tiap-tiap wali dan penggantinya mempunyai tugas
melanjutkan penyiaran Islam di Pulau Jawa. Nama-nama wali sanga :
a.
Maulana Malik Ibrahim, berasal dari
Persia dan kemudian berkedudukan di Gresik. Dikenal dengan nama Sunan Gresik.
b.
Sunan Ampel, yang semula bernama
Raden Rahmat dan berkedudukan di Ampel.
c.
Sunan Bonang, yang semula bernama
Mahdun Ibrahim adalah putra Raden Rahmat, berkedudukan di Bonang, dekat Sedayu.
d.
Sunan Drajat, yang semula bernama
Syarifudin adalah putra Raden Rahmat, berkedudukan di Drajat, dekat Sedayu.
e.
Sunan Giri, yang semula bernama
Raden Paku, murid Sunan Ampel, berkedudukan di Giri, dekat Gresik.
f.
Sunan Muria, yang semula bernama
Raden Umar Said, berkedudukan di Gunung Muria, di daerah Kudus.
g.
Sunan Kalijaga, yang semula bernama
Joko Said, berkedudukan di Kadilangu dekat Demak.
h.
Sunan Kudus, yang semula bernama
Jafar Sidiq, berkedudukan di Kudus.
i.
Sunan Gunung Jati (Syarif
Hidayatullah), berkedudukan di Gunung Jati, Cirebon.
2.
Peran Pedagang
Sejak abad ke-7, pedagang muslim dari Arab, Persia dan
Gujarat telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Di
samping berdagang, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan menyebarkan agama
Islam. Saluran Islamisasi melalui perdagangan sangat intensif dan dinamis.
Alasannya :
·
Dalam agama Islam tidak ada
pemisahan antara manusia sebagai pedagang dan kewajibannya sebagai muslim untuk
menyampaikan ajaran kepercayaannya kepada pihak lain
·
Perdagangan pada masa Islam di
Indonesia sangat menguntungkan karena banyak golongan raja dan bangsawan yang
ikut dalam kegiatan perdagangan, bahkan menjadi pemilik kapal dan saham.
Hal lain yang dapat mempercepat proses penyebaran Islam melalui
perdagangan adalah keadaan politik beberapa kerajaan dimana para adipatinya
yang berada di daerah pesisir berusaha melepaskan diri dari pusat. Mereka akan
cenderung masuk Islam dan mengembangkan kekuasaannya di kalangan masyarakat
pedagang Islam.
D.
Saluran Islamisasi
·
Jalur
Utara : Persia – Afganistan –
Pakistan – Gujarad – Indonesia.
·
Jalur
Tengah : Barat Yordania – melewati
Samudera – Indonesia.
·
Jalur Selatan :
dari Mesir – Indonesia
E.
Sumber Berita
Masuknya Islam Ke Indonesia
·
Berita
Arab, Pada abad ke-VII telah datang ke Sriwijaya.
·
Berita
Eropa, Pada abad ke-XII, Marcopolo singgah di kerajaan Samudera Pasai.
·
Berita
India, pedagang India merupakan pedagang mayoritas di Indonesia.
·
Berita
Cina, berasal dari Ma-Huan yang mengikuti perjalanan Laksamana Ceng Ho.
·
Sumber
Dalam Negeri, batu nisan Fatimah Binti Maimun (Leran, 1028), makam Sultan Malik
Al-Saleh (Sumatera Utara, 1297), makam Syekh maulana Malik Ibrahim (Gersik,
1419).
F.
Sumber Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia
·
Catatan Dinasti Tang
Pada abad ke-7 telah ada pemukiman pedagang Arab di Baros,
kota kecil di pantai barat laut Sumatra Utara. Namun belum diketahui pasti
apakah penduduk asli di wilayah itu telah memeluk agama Islam.
·
Catatan Marco Polo
Memberitakan adanya masyarakat muslim di Perlak, pada akhir
abad ke-13.
·
Catatan Ma-huan
Memberitakan bahwa pada awal abad ke-15, sebagian masyarakat
kota di pantai utara Jawa telah memeluk Islam.
·
Suma Oriental dari Tome Pires
Buku musafir Portugis ini memuat catatan lengkap penyebaran
agama Islam di Sumatra, Kalimantan, Jawa sampai Maluku sekitar abad ke-16.
·
Tulisan pada nisan di Leran, Gresik
Tulisan berhuruf Arab ini memberitakan wafatnya seorang
wanita muslim bernama Fatimah binti Maimun, sekitar abad ke-11.
·
Pemakaman muslim kuno di Tralaya dan
Trowulan
Pemakaman dekat Mojokerto ini membuktikan adanya bangsawan
Majapahit yang sudah memeluk Islam, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.
0 komentar:
Posting Komentar