Pendidikan
Sebagai Ilmu
·
Menurut M.J. Langeveld,
ilmu
pendidikan adalah suatu ilmu yang bukan saja menelaah obyeknya untuk mengetahui
betapa keadaan atau hakiki obyek itu, melainkan mempelajari pula betapa
hendaknya bertindak.
·
Menurut S. Brodjonagoro, ilmu pendidikan adalah teori
pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Dalam ari luas ilmu pendidikan
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktek
pendidikan.
·
Menurut Cater V. Good,
ilmu
pendidikan adalah suatu bangunan pengetahuan yang sisitematis mengenai
aspek-aspek kuantitatif dan obyektif dan proses belajar, menggunakan instrument
secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hipotesis pendidikan untuk diuji dan
pengalaman, seringkali dalam bentuk eksperimental.
Persyaratan
Pendidikan sebagai Ilmu :
1)
memiliki objek
studi
·
Obyek material ilmu pendidikan adalah perilaku manusia.
·
Obyek formal ilmu pendidikan adalah menelaah fenomena
pendidikan dan semua fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan dalam
perspektif yang luas dan integrative.
2)
memiliki
sistematika
·
Sistematika pertama,
pendidikan sebagai gejala, dapat dianalisis dan proses atau situasi pendidikan,
yaitu
adanya komponen-komponen pendidikan: tujuan pendidikan, peserta didik,
pendidik, isi pendidik, metode pendidikan, alat pendidikan, lingkungan
pendidikan.
·
Sistematika yang kedua, pendidikan sebagai upaya sadar
untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia (peserta didik).
·
Sistematika yang ketiga melihat pendidikan sebagai gejala
manusiawi sekaligus sebagai upaya sadar dengan mengantisipasi konteks perkembangan
sosio-budaya di masa depan.
3)
memiliki metode
Metode-metode
yang dapat dipakai untuk ilmu pendidikan sebagai.
·
Metode Normatif,
metode normative berkenaan dengan konsep manusia yang diidealkan yang ingin
dicapai oleh pendidikan.
·
Metode
Eksplanatori, bersangkut paut dengan pertanyaan tentang kondisi dan kekuatan
apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil.
·
Metode
Teknologis, metode teknologis ini mempunyai fungsi untuk mengungkapkan
bagaimana melakukanya dalam menuju keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan yang
diinginkan.
·
Metode
Deskriptif-fenomenologis, metode ini mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan
pendidikan dan kemudian mengklasifikasikan sehingga ditemukan yang hakiki.
·
Metode
Hermeneutis, metode ini untuk memahami kenyataan pendidikan yang kongkrit dan
historis untuk menjelaskan makna dan struktur dari kegiatan pendidikan.
·
Metode Analisis
Kritis (Filosofis), metode ini secara kritis tentang istilah-istilah,
pernyataan-pernyataan, konsep-konsep dan teori-teori yang ada atau digunakan
dalam pendidikan.
Ilmu
pendidikan terletak dalam lingkungan penggolongan ilmu:
a.
Menurut sistemnya
1)
Ilmu-ilmu murni, berdiri sendiri dan lepas dari empiri.
2)
Ilmu-ilmu pengalaman (empiri), berdasarkan pengalaman dan obyeknya ialah
gejala kehidupan.
·
Ilmu alam
·
Ilmu rohani, obyeknya di dalam keaktifan rohani manusia, seperti
berbicara, bahasa, mengajar-belajar.
b.
Dibedakan atas :
1) Ilmu normatif, berhubungan
dengan pandangan tentang manusia yang membicarakan nilai-nilai hidup dan
norma-norma yang membentuk gambaran kepribadian manusia yang diharapkan.
2) Ilmu diskriptif
3) Ilmu teoritis, membantu
para pendidik agar berhati-hati dalam praktek-praktek pendidikan. Terbagi
menjadi dua: ilmu sistematis dan ilmu historis.
4)
Ilmu praktis, ditujukan kepada praktek dan perbuatan yang mempengaruhi
anak didik.
Pendidikan
Sebagai Sistem
Pengertian
sistem menurut Roger A. kaufan (1972: 1) adalah jumlah keseluruhan dari
bagian-bagian yang bekerja secara independen dan bekerja bersama untuk mencapai
hasil-hasil yang dikehendaki berdasarkan atas kebutuhan-kebutuhan. Sedangkan
menurut Notonegoro (1973), sistem adalah suatu rangkaian keseluruhan kebulatan
kesatuan.
Di dalam
Webster’s Third New International Dictionary (1976: 2322), yang di maksud
sistem antara lain;
- Suatu kesatuan kompleks yang dibentuk dari berbagai bagian yang tunduk pada rencana umum atau mengabdi suatu tujuan umum.
- Sekumpulan objek yang bekerja sama dalam interaksi yang teratur atau interdependensi.
Oleh karena itu, suatu sistem di
dalamnya mengandung hal-hal sebagai berikut;
- Adanya satu kesatuan organis;
- Adanya komponen-komponen yang membentuk kesatuan organis;
- Adanya hubungan keterkaitan antara komponen satu dengan komponen lain maupun antara komponen dengan keseluruhan;
- Adanya gerak dan dinamika; dan
- Adanya tujuan yang ingin dicapai.
Pendidikan
merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Usaha pendidikan
menyangkut tiga unsur pokok:
1)
Masukan usaha
pendidkan
Yaitu
peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu
(antara lain, bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani).
2)
Proses
pendidikan
Seperti
pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dll.
3)
Hasil pendidikan
Meliputi
hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan) setelah
selesainya belajar mengajar tertentu dan
berupa lulusan dari lembaga pendidikan (sekolah) tertentu.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan bahwa “ pendidikan merupakan suatu
sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik,
pengelola pendidikan, struktur/jenjang, kurikulum dan peralatan/ fasilitas.”
Setiap unsur dalam sistem
pendidikan saling berkaitan dan pengaruh mempengaruhi.
P.H. Combs (1982) mengemukakan dua
belas komponen pendidikan seperti berikut.
1)
Tujuan dan
prioritas
Merupakan
informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan
pelaksanaannya. Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem.
2)
Peserta didik
Fungsinya
ialah belajar. Diharapkan peserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku
sesuai dengan tujuan sistem pendidikan.
3)
Manajemen dan
pengelolaan
Fungsinya
mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan. Komponen ini
bersumber pada sistem nilai dan cita-cita yang merupakan informasi tentang pola
kepemimpinan dalam pengelolaan system pendidikan.
4)
Struktur dan
jadwal waktu
Fungsi
mengatur pembagian waktu dan kegiatan.
5)
Isi dan bahan
pengajaran
Fungsi untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan
pelajaran yang harus dikuasai peserta didik, serta mengarahkan dan mempolakan
kegiatan-kegiatan dalam proses pendidikan.
6)
Guru dan
pelaksana
Fungsi
menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk peserta
didik.
7)
Alat bantu
belajar
Fungsi
untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih
bervariasi.
8)
Fasilitas
Fungsi
untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.
9)
Teknologi
Teknologi
ialah semua teknik yang digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan
efisien dan efektif. Fungsi memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses
pendidikan.
10)
Pengawasan mutu
Fungsi
membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan.
11)
Penelitian
Fungsi
untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem
pendidikan.
12)
Biaya
Fungsi
memperlancar proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingkat efisiensi
sistem pendidikan.
Pendidikan sebagai suatu sistem
dapat digambarkan dalam bentuk model input-output.
Masukkan pendidikan à sistem pendidikan à hasil pendidikan
Masukan pendidikan yaitu segala
sesuatu yang masuk dalam sistem dan berperanan dalam proses pendidikan.
Pendidikan
Nasional sebagai Suatu Sistem
Menurut
Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
dikemukakan Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang.
Sebagai suatu
system, Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan
mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
1 komentar:
sangat membantu seklai infonya makasih
susu kental manis
Posting Komentar